KH Imron Mutamakkin Tekankan Makna Santri dalam Haul KH Abdurrahman Syakur
- calendar_month Sen, 10 Nov 2025
- visibility 21
- comment 0 komentar

Kraton, NU Pasuruan
Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pasuruan, KH Imron Mutamakkin, menegaskan bahwa makna santri tidak hanya terbatas pada mereka yang pernah mondok di pesantren. Menurutnya, siapa pun yang memegang teguh agamanya Allah dan berakhlak baik, layak disebut santri.
Hal itu disampaikan KH Imron Mutamakkin dalam acara Haul ke-6 KH Abdurrahman Syakur di Pondok Pesantren Sabilul Muttaqin, Kecamatan Kraton, Kabupaten Pasuruan, pada Ahad (10/11/2025).
“Makna santri bukan hanya yang pernah mondok. Meskipun tidak pernah mondok, namun akhlaknya bagus, akan disebut santri,” ujarnya.
Kiai yang akrab disapa Gus Ipong itu mengutip pandangan salah satu ulama, Kiai Hasan, bahwa sejak dahulu santri bukanlah kelompok asabiyah (fanatik golongan).
“Kalau sesuatu itu bagus, ikuti. Tapi kalau jelek, jangan diikuti, meskipun itu anaknya kiai atau keturunan habaib,” terangnya.
Gus Ipong juga mengisahkan bahwa di masa lalu, banyak ulama yang tidak memiliki pesantren besar. Mereka hanya mengajar di lingkungan sekitar. Salah satu kisah datang dari daerah Senori, di mana seorang kiai hanya memiliki lima santri, bahkan suatu ketika hanya dua orang yang datang mengaji.
“Kiai itu lalu menyuruh santrinya pulang. Namun setelah pulang, ilmunya justru dibukakan oleh Allah. Dari sinilah dasar visi perjuangan Nahdlatul Ulama bermula,” jelasnya.
Lebih lanjut, Gus Ipong mengenang sosok KH Abdurrahman Syakur sebagai kiai yang selalu memikirkan bagaimana cara menuntun masyarakat agar tetap beribadah sesuai syariat.
“Kiai Abdurrahman selalu memikirkan bagaimana cara menjaga ibadah masyarakat agar sesuai dengan tuntunan syariat,” ungkapnya.
Menurutnya, perjuangan KH Abdurrahman tidak hanya melalui dakwah, tetapi juga dengan mendirikan lembaga pendidikan yang bertujuan membina masyarakat dan menanamkan nilai-nilai keislaman.
“Alhamdulillah, sanad KH Abdurrahman juga dekat dengan Mbah Hasyim Asy’ari karena beliau pernah menangi langsung Mbah Hasyim,” tutupnya.
- Penulis: Mokh Faisol

Saat ini belum ada komentar