Breaking News
light_mode

Mati Syahid dan Pikiran Nakal Jaka Tarub

  • calendar_month Jum, 9 Apr 2021
  • visibility 170
  • comment 0 komentar

Beberapa tahun yang lalu. Seorang terorisme, yang mengantar nyawa puluhan orang, dieksekusi oleh petugas. Tak lama kemudian, viral video jenazahnya yang tersenyum. Pembuat video memberikan caption bahwa beliau wafat dengan amat tenang. Bahkan, para netizen tergiring opininya bahwa almarhum merupakan seorang syahid karena wafat di tangan petugas atas hukuman aksi terornya.

Wallahu a’lam, konon Gus Hasyim pun tak berani berspekulasi tentang benar –tidaknya, settingan atau aslinya video tersebut. “Saya tak berani mengatakan apapun tentang kematian seorang muslim. Sebab jika saya suudzan sedangkan beliau benar-benar syahid, maka saya berdosa sebagaimana pembunuh yang membunuh seorang muslim dengan zalim,” ujar Gus Hasyim serius.

Akan tetapi, beberapa tahun kemudian kembali terjadi peristiwa serupa. Beberapa anggota ormas – atas nama- Islam wafat setelah – konon – melawan petugas dalam operasi preventif penggalangan massa untuk “mengawal” seorang tokoh yang hendak diperiksa petugas keamanan. Dan, sekali lagi dunia maya digegerkan oleh foto “jenazah” salah satu martir yang tersenyum damai.

Dunia maya memanas oleh pro-kontra. Para netizen bijak bestari saling bertengkar. Para netizen yang maha benar dan maha pandai juga mendadak menjelma ahli forensik, kriminolog, psikolog kriminal, ahli ilmu deteksi kebohongan, pakar hukum, pembela HAM dan entah apa lagi. Padahal, Wak Takrip pun paham jika rakyat negara Cak Manap belum secanggih itu kualitas sumber daya manusianya. Barangkali, di negara Paman Sam sana orang akan memilih tak ikut campur tentang sesuatu yang bukan bidangnya. Tapi ini negera Cak Manap. Orang bisa kapan dan di mana saja membuka gadget dan berdebat kusir di media sosial.

Selanjutnya, juga beredar video viral tentang pelangi yang menaungi langit saat pemakaman para martir itu. Para netizen kembali mengklaim bahwa mereka benar-benar syahid karena para biadari pun sudi turun ke bumi menyambut arwahnya. Mengapa pelangi dikaitkan dengan turunnya 72 orang bidadari? Wak Takrip menjelaskan memang demikianlah dalam dongeng-dongeng kuno. “Dulu saya juga percaya kalau pelangi adalah selendang para bidadari saat turun ke bumi. Warna-warni pelangi tersebut merupakan selendang para biadari, yang salah satunya disembunyikan oleh Jaka Tarup,” katanya di warung Cak Manap.

Keyakinan ribuan netizen sepertinya mulai goyah dan ikut meyakini jika pelangi di atas langit saat pemakaman para martir adalah selendang 72 bidadari. Meski saat kejadian memang sedang musim hujan dan fenomena pelangi seringkali terjadi, jika narasi-narasi terus didengungkan oleh –bisa jadi—para buzzer, bisa saja meresap ke dalam alam bawah sadar dan diakui menjadi sebuah kebenaran.

“Apa keuntungan para buzzer membangun narasi demikian dengan agenda mereka?” gugat Arif.

“Bisa jadi, agar kita percaya jika seseorang yang wafat akibat membangkang terhadap pemerintah, akan mendapat syahid. Ini berbahaya karena tindakan pembangkangan bisa dianggap sebagai tindakan heroik bahkan suci,” timpal Firman Murtado.

“Waduh, sampai segawat itu, ya?”

Akan tetapi, kecerdasan dan kemuliaan hati para netizen negara Cak Manap yang bersedia meluangkan hampir semua waktunya, memang patut dipuji. Entah siapa, tanpa mengharap imbalan apapun mencoba mengungkap fakta, bahwa foto jenazah tersenyum itu ternyata tidak original. Seseorang yang kemudian dijemput petugas, mengaku memfoto kawannya dengan mata terpejam dan bibir tersenyum, kemudian diunggah ke berbagai media sosial dengan caption: “Subhanallah, wajah syuhada yang wafat ditangan petugas ini tersenyum.”

“Saya memang sedikit ragu jika jenazah pelaku teror bisa tersenyum begitu,” timpal Ustadz Karimun. “Andai pun korban mereka adalah non muslim, saya juga tidak yakin. Allah tak pernah mengizinkan siapa pun untuk membinasakan seseorang, kecuali dengan haq. Membunuh seorang anak manusia, sama dengan membunuh semua manusia di atas bumi. Nabi juga bersabda jika menyakiti non muslim dzimmiy, non muslim yang hidup damai dengan kita, sama dengan menyakiti beliau. Dalam hati kecil saya bertanya-tanya, benarkah pelaku teror yang menyebabkan melayangnya jiwa manusia –meski belum bersyahadat—diizinkan oleh Allah? Apalagi, semua itu dilakukan di sebuah negara yang damai. Tanpa peperangan. Dan korbannya, sebagian besar ‘orang tak berdosa’, bahkan saudara seiman pelaku.”

“Berarti mereka bukan syuhada, ustadz?”

“Saya tak berani mengatakan begitu! Yang harus kita catat sebagai pegangan di kemudian hari, ternyata ada orang nekat yang berani memanipulasi kesyahidan. Ironisnya, kesyahidan itu selalu dikait-kaitkan dengan dengan 72 bidadari. Jika memang tujuan utama kita mengharap sorga adalah kemolekan bidadari, alangkah niafnya umat ini. Jangan-jangan, kita tak jauh beda dengan Mbah Jaka Tarub muda yang saking ndablegnya sampai tega menyembunyikan selendang ‘bidadari’. Ah, kenapa agama kok seakan dijadikan muara dari pikiran erotis semata?”

Penulis: Abdul Rozaq

Editor: Makhfud Syawaludin

  • Penulis: NU Pasuruan

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Perkuat Masyarakat Tanggap Bencana, LPBI NU Pasuruan Fasilitasi Pembentukan Forum Pengurangan Risiko Bencana Desa Klampisrejo

    • calendar_month Kam, 13 Sep 2018
    • visibility 60
    • 1Komentar

    Pengurus Cabang Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nadhlatul Ulama (PC LPBI NU) kabupaten Pasuruan, Fasilitasi Pembentukan Forum Pengurangan Risiko Bencana dalam kegiatan Pelatihan Tanggap Darurat Bencana Desa Klaspisrejo , Rabu-Jum’at, 12-14 september 2019 di Balai Desa Klampisrejo kecamatan Kraton. Narasumber dalam kegiatan tersebut adalah Aris Felani, S.Sos., selaku sekretaris LPBI NU kabupaten Pasuruan. Adapun […]

  • Mahasiswa UNU  STAI Salahuddin Sosialisasikan Pengelolaan Sampah di MA Al-Inabah

    Mahasiswa UNU STAI Salahuddin Sosialisasikan Pengelolaan Sampah di MA Al-Inabah

    • calendar_month Sen, 28 Jul 2025
    • visibility 177
    • 0Komentar

    Lekok, NU Pasuruan Mahasiswa Program Mahasiswa Mengabdi (PMM) Universitas Nahdlatul Ulama’ (UNU) dan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Salahuddin Pasuruan menggelar sosialisasi pengolahan sampah bertema ‘Membangun Generasi Peduli Lingkungan: Pengelolaan Sampah yang Baik untuk Siswa‘, di MA Al Inabah Desa Pasinan, Kecamatan Lekok, Kabupaten Pasuruan, Rabu (24/07/2025). Guru MA Al-Inabah, Muhammad Badrud Tamam menyampaikan apresiasi […]

  • Islam Tanpa Organisasi Tidak Akan Besar

    • calendar_month Sel, 18 Des 2018
    • visibility 72
    • 1Komentar

    Ustadz Abdus Salam, Pengasuh Yayasan Al Karomah Pandan Purwosari, mengatakan bahwa Organisasi memiliki peranan penting bagi eksistensi dan kemajuan agama Islam. “Islam tanpa organisasi tidak akan besar,” tegasnya dalam acara Upgrading dan Rapat Kerja Pimpinan Komisariat Perguruan Tinggi Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (PKPT IPNU-IPPNU) Universitas Yudharta Pasuruan bertempat di […]

  • Gelar Rakor, ISNU Pasuruan Persiapkan Pelatihan Pendamping Proses Produk Halal

    Gelar Rakor, ISNU Pasuruan Persiapkan Pelatihan Pendamping Proses Produk Halal

    • calendar_month Ming, 22 Mei 2022
    • visibility 75
    • 0Komentar

    Gondang Wetan – Pengurus Cabang (PC) Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Kabupaten Pasuruan mulai melakukan Rapat Koordinasi Persiapan Pelatihan Pendamping Proses Produk Halal (PPH). Ketua PC ISNU Kabupaten Pasuruan Ahmad Adip Muhdi mengatakan penyelenggaraan rakor merupakan upaya pihaknya untuk memperlancar penyiapan tenaga pendamping PPH yang diperlukan dalam sertifikasi halal produk usaha mikro dan kecil (UMK). […]

  • Momentum 10 Muharram, 300 Anak Yatim di Sidogiri Dapat Santunan

    • calendar_month Sel, 10 Sep 2019
    • visibility 58
    • 0Komentar

    Masyarakat di RT 01 RW 02 Sidogiri Kecamatan Kraton menggelar kegiatan santunan anak yatim dalam momentum 10 muharram. Kegiatan yang diberi nama “Berbagi Bahagia Bersama Anak Yatim” tersebut merupakan yang ke-20 digelar, Senin (9/9/2019). Menurut Ust. Jamali, 10 muharram adalah malam yang penuh barakah, sehingga sudah sepatutnya berbagi, khususnya kepada anak yatim. “Malam ini insya […]

  • Launching Program Kerjasama Satgas Covid-19 PCNU Kab. Pasuruan dengan UNICEF

    Launching Program Kerjasama Satgas Covid-19 PCNU Kab. Pasuruan dengan UNICEF

    • calendar_month Sen, 1 Jun 2020
    • visibility 63
    • 0Komentar

    Masa Pandemik Covid-19 telah berjalan selama tiga bulan lamanya. Hal ini telah membawa dampak dalam berbagai bidang dalam kehidupan masyarakat. Bukan hanya bidang ekonomi, sosial, pendidikan dan budaya saja, juga dalam bidang keagamaan. Menyadari itu, Satgas Covid-19 PCNU Kabupaten Pasuruan semakin bergerak dalam membantu warga masyarakat. Bahkan, seluruh elemen dan badan otonom NU bergerak bahu […]

expand_less

Eksplorasi konten lain dari PCNU Kab. Pasuruan

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca