Breaking News
light_mode

Sayyidina Umar RA dan Warisan Perdamaian di Jerusalem

  • calendar_month Rab, 3 Mar 2021
  • visibility 167
  • comment 0 komentar

Sebelum kedatangan Khalifah Umar bin Khaṭṭāb ra., Jerusalem adalah tempat dimana syak wasangka adalah kewajaran. Barangkali itu memang nasib Jerusalem, yang pernah diserbu oleh seorang Firaun dari Mesir, ditindas oleh Babilonia, kemudian Roma, dan bahkan di tahun 614 M ditaklukkan oleh pasukan Persia.

Bila dalam perang sebelumnya orang Yahudi yang dihabisi, dalam penyerbuan oleh pasukan Persia kali ini, justru sebaliknya yang terjadi, yakni orang Yahudi Jerusalem yang membantu pasukan Persia untuk membunuh orang-orang Kristen dan menghancurkan Gereja-Gerejanya. Kabar terakhir, dalam kesempatan untuk membalas, orang-orang Kristen yang sedang dilanda kemarahan melempari altar yang terkenal di Jerusalem sebagai batu karang tersebut dengan kotoran hewan. Altar tersebut kini adalah Masjid Qubbat ash-Shakhrah atau Dome of The Rock.

Nuansa kebencian di Jerusalem tersebut pun sirna ketika Khalifah Umar bin Khaṭṭāb ra. berhasil menaklukkannya dengan cara damai pada tahun 637 M. Tak ada pembantaian manusia dan tak ada penghancuran rumah ibadah agama apapun. Yang ada hanyalah seorang Khalifah dari Mekah yang berpakaian lusuh dan memandang dengan takzim pada Jerusalem. Sebuah cara penaklukan wilayah dan penampilan seorang pemimpin yang sangat berbeda dari kebiasaan umumnya.

Setelah dicapai kata damai dalam sebuah perundingan yang dilaksanakan di Bukit Zaitun dengan penguasa Jerusalem saat itu, yakni Patriark Sophronius, Khalifah Umar ra., lantas meminta Sophronius untuk menunjukkan lokasi Haikal Sulaiman, sebutan untuk sebuah tempat dimana Rasulullah dulu di-miʻrāj-kan. Sang Patriark pun bersedia dan memandu Sahabat Umar beserta rombongan 4.000 sahabat yang mengikutinya saat itu.

Namun, Sang Patriaark membawa rombongan orang-orang Muslim tersebut ke Gereja Makam Kristus dan mengabarkan kepada mereka bahwa tempat itulah yang disebut Haikal Sulaiman. Untungnya, Sahabat Umar sebelumnya pernah diberitahu Rasulullah tentang ciri-ciri Haikal Sulaiman tersebut, sehingga ketika melihat-lihat tempat itu Ia pun berkata kepada Sophronius, “Engkau bohong! Sungguh, Rasulullah menyebutkan sifat-sifat masjid Daud tidak seperti bangunan ini.”

Akhirnya, Sahabat Umar bersama para rombongan memutuskan untuk mencarinya lagi dengan terus menerus mengelilingi Jerusalem. Pada suatu tempat, ketika Sahabat Umar secara kebetulan melihat sebuah pintu bangunan tua dan sesak dengan tahi, ia justru berhenti. Ia dan para rombongan pun memutuskan untuk masuk kedalam meskipun harus bersusah payah merangkak. Ketika sudah berada di dalam, mereka dapat berdiri tegak dan mendapati kenyataan yang miris, bahwa tempat suci itu telah menjadi tempat pembuangan sampah dan tahi. Tanpa pikir panjang, Sang Khalifah menyingkirkan kotoran yang telah mengering itu dengan selendangnya dan diikuti oleh para rombongan.

Setelah membersihkan tempat tersebut, Umar meminta pendapat kepada Kaʻab al-Aḥbār, “Menurutmu, di mana kita harus mendirikan sebuah Masjid?” 

Kaʻab memberi saran, “Dirikanlah di belakang (utara) ṣakhrah sehingga bisa menghadap ke dua kiblat sekaligus, yaitu kiblat Musa dan kiblat Muhammad.”

Karena saran tersebut dianggapnya menyerupai ibadah orang-orang Yahudi, Sahabat Umar pun tidak membangun sebuah masjid di belakang ṣakhrah, melainkan membangunnya di depan (selatan) ṣakhrah, sehingga kiblatnya hanya mengarah kepada Kaʻbah. Ia pun membangunnya dengan arsitektur bangunan yang amat bersahaja. Selanjutnya, Sahabat Umar pun menjamin keamanan dan memberikan akses bagi para peziarah, siapa pun dan dari agama apapun, yang hendak pergi ke Tanah Suci tersebut, tak terkecuali orang-orang Yahudi yang bertahun-tahun sebelumnya terusir dari sana.

Sumber bacaan: Mujīr ad-Dīn , al-Uns alJalīl, Maktabah Dandis. Oman.vol. 1, h. 255-257.

Penulis: Vaurak TsabatSantri Penikmat Kopi di Pondok Besuk, Pasuruan

Editor: Makhfud Syawaludin

  • Penulis: NU Pasuruan

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • UNU Pasuruan, Mempercepat Upaya Peningkatan SDM NU dan Pesantren

    UNU Pasuruan, Mempercepat Upaya Peningkatan SDM NU dan Pesantren

    • calendar_month Kam, 31 Agu 2023
    • visibility 491
    • 0Komentar

    Pohjentrek, NU PasuruanRektor Institut Teknologi & Sains Nahdlatul Ulama (ITSNU) Pasuruan Abu Amar Bustomi mengungkapkan, menjadi Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Pasuruan untuk mempercepat peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia NU dan Pesantren. “Karena sejak awal didirikan pada 31 Januari 2018, ITSNU kini UNU, memiliki konsep sinergi-kolaborasi dengan pesantren salaf dan modern se Pasuruan Raya,” imbuhnya kepada […]

  • Di Kajian Kopri Pasuruan Ungkap Cara Melawan Stigma

    Di Kajian Kopri Pasuruan Ungkap Cara Melawan Stigma

    • calendar_month Rab, 29 Jun 2022
    • visibility 93
    • 0Komentar

    Gondangwetan, NU Pasuruan Pengurus Cabang (PC) Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Putri (KOPRI) Pasuruan menggelar Kajian Kopri Pasuruan secara online, Selasa (28/6/2022). Kali ini, mengambil topik “Menjadi Berani Versi Diri Kita Sendiri”. Sekretaris Kaderisasi PC Kopri Fatimatuz Zahro menuturkan, sering kali perempuan dihadapkan pada standar-standar yang berkembang di masyarakat. Dari bentuk tubuh, penampilan, dan kecerdasan. […]

  • Meriahnya Peringatan Hari Santri 2024 MWCNU Sukorejo

    Meriahnya Peringatan Hari Santri 2024 MWCNU Sukorejo

    • calendar_month Rab, 23 Okt 2024
    • visibility 184
    • 0Komentar

    Sukorejo, NU Pasuruan Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Sukorejo menggelar peringatan Hari Santri 2024 di Halaman Perkantoran MWCNU Sukorejo, Senin-Selasa (21-22/10/2024). Ketua MWCNU Sukoejo H. Anjumil Azhari Ubaidillah mengatakan, seorang santri harus memperbaiki kualitas agar mampu meneruskan tongkat estafet para masyayikh yang berjuang dalam resolusi jihad. “Tugas kita sekarang tidak memanggul bambu runcing, tetapi […]

  • MWC LTM NU Kejayan, Sukses Gelar Pembinaan Ketakmiran di Masjid Al-Mubarok Klangrong

    • calendar_month Sel, 12 Feb 2019
    • visibility 78
    • 1Komentar

    Minggu, 10 Februari 2019 Majelis Wakil Cabang Lembaga Takmir Masjid Nahdlatul Ulama (MWC LTM NU) Kecamatan Kejayan sukses selenggarakan Pembinaan Keta’miran di Masjid Al-Mubarok Klangrong Kejayan kabupaten Pasuruan. Kegiatan tersebut diikuti oleh pengurus masjid se-kecamatan Kejayan. Diharapkan seusai kegiatan tersebut Pengurus Masjid mampu lebih baik dalam mengelola masjid. Dalam kesempatan itu, Ustadz Mundir Muslih selaku […]

  • HSN 2018: Santri Pasuruan Bersama LPBI NU Belajar Wast Water Manajemen

    • calendar_month Kam, 18 Okt 2018
    • visibility 56
    • 0Komentar

    Dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional 2018 Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim NU (LPBI NU) Kabupaten Pasuruan bekerjasama LPBI NU Pusat mengadakan kegiatan Bimtek Pengelolaan Lingkungan melalui konservasi air. Program yang bertajuk “Dari Pesantren Selamatkan Bumi” ini terfokus pada pada peningkatan kapasitas komunitas pesantren salam mengelola air di lingkungannya. Kegiatan yang diikuti oleh 30 […]

  • Ragam Muharraman Yang Disaksikan Mahasiswa KKN Kolaborasi ITSNU-STAI Salahuddin Pasuruan

    Ragam Muharraman Yang Disaksikan Mahasiswa KKN Kolaborasi ITSNU-STAI Salahuddin Pasuruan

    • calendar_month Rab, 26 Jul 2023
    • visibility 108
    • 0Komentar

    Kejayan, NU Pasuruan Selasa-Rabu kemarin (18-19/7/2023) mayoritas umat Islam secara serentak memperingati Tahun Baru Islam 1445 Hijriah. Bulan Muharram. Bulan pertama di tahun Hijriah merupakan salah satu bulan yang mulia. Sebagaimana dijelaskan dalam Surat At-Taubah ayat 36, terdapat empat bulan yang mulia, yakni Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab. Keutamaan lainnya dari Bulan Muharram, juga pernah […]

expand_less

Eksplorasi konten lain dari PCNU Kab. Pasuruan

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca