Di Kajian Kopri Pasuruan Ungkap Cara Melawan Stigma
- account_circle NU Pasuruan
- calendar_month Rab, 29 Jun 2022
- visibility 9
- comment 0 komentar

Gondangwetan, NU Pasuruan
Pengurus Cabang (PC) Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Putri (KOPRI) Pasuruan menggelar Kajian Kopri Pasuruan secara online, Selasa (28/6/2022). Kali ini, mengambil topik โMenjadi Berani Versi Diri Kita Sendiriโ.
Sekretaris Kaderisasi PC Kopri Fatimatuz Zahro menuturkan, sering kali perempuan dihadapkan pada standar-standar yang berkembang di masyarakat. Dari bentuk tubuh, penampilan, dan kecerdasan. Lebih-lebih, standar itu melahirkan stigma perempuan tidak lebih baik daripada laki-laki.
“Kajian ini untuk mengenali stigma pada perempuan. Mendiskusikan pentingnya mengenali diri. Memahami pentingnya perempuan untuk berani membicarakan hak-hak nya dan mendobrak stigma tersebut,” tuturnya saat menjadi moderator kajian.
Sementara itu, Narasumber Kajian Kopri Pasuruan Wanda Roxanne Ratu Pricillia, mengajak para peserta untuk berbagi pengalaman stigma yang pernah dialami.
โSemua orang mengalami stigmatisasi baik perempuan maupun laki-laki. Seperti stigma laki-laki tidak boleh menangis. Perempuan lajang itu perempuan pilih-pilih. Laki-laki dominan thinking, perempuan dominan feeling,โ ujarnya usai mendengarkan jawaban peserta.
Menurutnya, mengenali dan memahami diri adalah cara keluar dari stigma-stigma. Memahami diri perlu mengetahui Self–esteem, sebuah pengalaman yang hangat dalam diri, menilai diri apa adanya dan tanpa bersaing dengan orang lain.
“Ajari dia untuk tidak menguniversalkan standar atau pengalamannya sendiri. Ajari dia bahwa standarnya hanya untuk dirinya sendiri. Bukan untuk orang lain. Ini satu-satunya bentuk kerendahan hati yang diperlukan. Kesadaran bahwa perbedaan itu normal,โ pungkas Mahasiswa Magister Kajian Gender Universitas Indonesia.
Penulis: Nur Rizky Amania
Editor: Makhfud Syawaludin
- Penulis: NU Pasuruan
Saat ini belum ada komentar