Breaking News
light_mode

Isra’ Mi’raj & Ekspresi Iman Imam al-Bushiriy

  • calendar_month Kam, 11 Mar 2021
  • visibility 138
  • comment 0 komentar

14 Abad yang lalu, Rasulullah pernah melakukan perjalanan yang dahsyat, yang secara logika berpikir tidak masuk akal, yakni perjalanan dari Masjid al-Haram di Mekah menuju Masjid al-Aqsha di Palestina, tidak lebih dari satu kedipan mata. Padahal, dengan transportasi yang ada saat itu, menunggang Unta misalnya, diperlukan waktu selama 40 hari. Bahkan hingga saat ini, pun belum ada teknologi yang mempu menciptakan alat transportasi secepat itu. Kalau bukan karena Iman, rasanya kita pun akan sulit untuk mempercayainya. Apalagi terkait mikraj Rasulullah ke langit ketujuh, melangkah melampaui Sidaratul Muntaha hingga berjumpa dengan Tuhan, Allah SWT. Bersyukurlah, kita telah diberikan Iman untuk mempercayai itu semuanya.

Ekspresi Iman terhadap Isra’ Mi’raj dalam praktisnya berbentuk beragam. Satu contoh misalnya, bukti Iman Imam al-Bushiriy terhadap Isra’ Mi’raj dapat ditemukan dalam Qasidah al-Burdahnya. Madah-madah yang digubah al-Bushiriy ini memang mengesankan sekali. Indah, sastrawi, dan membuat kita melambung secara spiritual, apalagi dipadu dengan adanya garapan musikal yang penuh estetika.

Berikut bait-bait yang Beliau tulis khusus mengenai peristiwa Isra Mikraj dan sudah penulis terjemahkan:

سَرَيْتَ مِنْ حَرَمٍ لَيلًا إِلَى حَرَمٍ *
كَمَا سَرَى الْبَدْرُ فِيْ دَاجٍ مِّنَ الظُّلَمِ

Di kala malam engkau berjalan
dari Masjid al-Haram ke Masjid al-Aqsha
bagai purnama yang beredar
menembus gelapnya malam

وَبِتَّ تَرْقـى إِلى أَنْ نِلْتَ مَنْزِلَةً *
مِنْ قَابِ قَوْسَيْنِ لَمْ تُدْرَكْ وَلَمْ تَرُمِ

Dan engkau terus meninggi
hingga capai sebuah tempat
tak pernah dicapai dan diasa

وَأَنْتَ تَخْتَرِقُ السَّبْعَ الطِّبَاقَ بِهِمْ *
فيِ مَوْكِبٍ كُنْتَ فِيهِ الصَّاحِبَ العَلَمِ

Engkau tembus langit tujuh petala, bertemu para nabi
Bersama kumpulan malaikat, engkau menjadi pembawa panji

حَتىَّ إِذَا لَمْ تَدَعْ شَأْوًا لِمُسْتَبِقٍ *
مِنَ الدُّنُوِّ وَلاَ مَرْقَى لِمُسْتَنِمِ

Hingga tak ada batas terdekat yang engkau sisakan untuk orang yang ingin mendahului (mendekat)
dan tak ada tempat naik (yang engkau sisakan untuk pencari derajat tinggi)

خَفَضْتَ كُلَّ مَقَامٍ بِالإِضَافَةٍ إِذْ *
نُودِيتَ بِالرَّفْعِ مِثْلَ المُفْرَدِ العَلَمِ

Dibandingkan dengan derajatmu derajat apapun menjadi rendah
kerena namamu dipanggil dengan rafaʻ (keluhuran) sebagaimana ʻalam mufrad

بُشْرى لَنَا مَعْشَرَ الْإِسْلَامٍ إِنّ لَنَا *
مِنَ العِنَايِةِ رُكْنًا غَيْرَ مُنْهَدِمِ

Kabar gembira, hai umat Islam!
Dengan inayah Allah
kita memiliki tiang kokoh
yang tak akan roboh

لَمَّا دَعَا اللهُ دَاعِينَا لِطَاعَتِهِ *
بِأَكْرَمِ الرُّسْلِ كُنَّا أَكْرَمُ الُأُمَمِ

Tatkala Allah panggil Nabi pengajak kita
kerena ketaatannya kepada-Nya
dengan panggilan Rasul termulia
Maka jadilah kita umat paling mulia

Kita yang hidup saat ini, melanjutkan ekspresi Iman tersebut dengan gaya dan langgam yang berbeda-beda. Di kampung penulis dan banyak dilakukan juga di lingkungan tradisional-religius lainnya, hampir setiap malam Jumat masjid dan surau-suraunya melantunkan salawat al-Burdah ini.

Maka, sangat tidak benar ketika Islam dikatakan mengharamkan musik secara keseluruhan. Sebagaimana Imam al-Bushiriy, para Wali Songo pun dalam berdakwahnya cukup kuat dengan kegiatan sastra tersebut. Melalui syair dan musik, agama menjadi indah dan umat Islam tidak mengalami kekeringan rohaniah, karena adanya tradisi estetik seperti ini. Menariknya, tradisi-tradisi bersyair dan bermusik tersebut memiliki potensi untuk mengasah naluri moderat umat Islam di manapun. Berdasar itu, boleh jadi musik merupakan salah satu fondasi “tawwassuthiyyat al-Islam”, moderasi Islam.

Yang pasti, orang-orang dengan jiwa yang kering kerontang atau komunitas manusia tanpa pengetahuan sastrawi, tanpa kebudayaan, tanpa keindahan alam, tanpa tradisi estetika, tak akan mampu mengekpresikan keindahan agama melalui tradisi musik seperti ini. Alih-alih bersalawat dengan ekspresi estetik, orang-orang dan komunitas seperti itu malah menuding salawat dan berbagai ekspresi keindahan agama sendiri sebagai barang bid’ah, munkar, dan syirik. Aneh tapi nyata bukan?

Sumber Bacaan: Syarh Burdah al-Madh. Muhammad al Bushiriy. Dar al-Quran. t.t. Hal 17-18.

Penulis: Vaurak Tsabat, Santri Penikmat Kopi di Pondok Besuk, Pasuruan

Editor: Makhfud Syawaludin

  • Penulis: NU Pasuruan

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • PAC Diminta Bentuk Ranting, Ketua PC ISNU: Tidak Dilarang dan Itu Inovasi

    PAC Diminta Bentuk Ranting, Ketua PC ISNU: Tidak Dilarang dan Itu Inovasi

    • calendar_month Ming, 13 Agu 2023
    • visibility 159
    • 0Komentar

    Sukorejo, NU PasuruanKetua Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Sukorejo H Anjumil Azhari berharap, kepengurusan Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) dapat dibentuk di tingkat Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (PRNU). Hal itu ditegaskan dalam Konferensi Anak Cabang (Konferancab) Pimpinan Anak Cabang (PAC) ISNU Sukorejo yang digelar di kantor MWCNU setempat, Kompleks Masjid Besar Al-Mukhlasin, Jl. Raya […]

  • Perkuat Kemandirian Pesantren, LPNU Pasuruan Bersama Pemerintah Daerah Sosialisasi OPOP

    Perkuat Kemandirian Pesantren, LPNU Pasuruan Bersama Pemerintah Daerah Sosialisasi OPOP

    • calendar_month Sab, 9 Jul 2022
    • visibility 136
    • 0Komentar

    Rembang, NU Pasuruan Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (LPNU) Kabupaten Pasuruan bersama Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten Pasuruan menggelar Sosialisasi Program One Pesantren One Product (OPOP) di di Pondok Pesantren Al-Ikhlas, Desa Pekoran, Kecamatan Rembang, Kamis (07/07/2022). Ketua LPNU Ustadz Samsul Arifin menjelaskan, Program OPOP merupakan program unggulan Pemerintah Jawa Timur. Tujuannya untuk upgreding […]

  • Manfaat Qoilullah Menurut Sunnah Nabi

    Manfaat Qoilullah Menurut Sunnah Nabi

    • calendar_month Kam, 3 Jun 2021
    • visibility 908
    • 1Komentar

    Agama Islam itu indah semua di atur mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi. Maka dari itu ada waktu yang mana tidur itu membawa berkah tersendiri bagi yang tidur, salah satunya adalah Tidur Qoilullah. Qailulah adalah tidur pada pertengahan siang. Menurut para ulama tidur qoulullah hukumnya Sunnah berdasarkan hadits-hadits yang menganjurkannya, diantaranya : قِيْلُوْا فَإِنَّ […]

  • Dilantik, JQHNU Pasuruan Diminta Kawal Standarisasi Kompetensi Guru TPQ

    Dilantik, JQHNU Pasuruan Diminta Kawal Standarisasi Kompetensi Guru TPQ

    • calendar_month Sel, 19 Apr 2022
    • visibility 149
    • 0Komentar

    Pohjentrek, NU PasuruanPimpinan Cabang (PC) Jam’iyyatul Qurra’ Wal Huffadz Nahdlatul Ulama (JQHNU) Kabupaten Pasuruan dilantik di Aula KH Ahmad Djufri, Graha PCNU Kabupaten Pasuruan, Kecamatan Pohjentrek, Senin (18/04/2022). Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pasuruan KH Imron Mutamakkin menjelaskan, agar JQHNU mampu melaksanakan 3 M. Yakni menyampaikan, mengembangkan dan mengamalkan Al-Qur’an. “JQHNU harus mampu […]

  • Nikmati Keseruan Jelajah Wisata Virtual di Website dan Youtube ITSNU Pasuruan

    Nikmati Keseruan Jelajah Wisata Virtual di Website dan Youtube ITSNU Pasuruan

    • calendar_month Rab, 8 Feb 2023
    • visibility 154
    • 0Komentar

    Pohjentrek, NU Pasuruan Himpunan mahasiswa dan Program Studi (Prodi) Desain Komunikasi Visual (DKV) Institut Teknologi dan Sains Nahdlatul Ulama (ITSNU) Pasuruan meluncurkan Virtual Tour Wisata Pasuruan 360 derajat. Kepala Program Studi (Kaprodi) DKV, Kharisma Nanda Zenmira menjelaskan, virtual tour itu dapat memberikan sensasi jalan-jalan secara maya di manapun viewer berada. “Jalan-jalan ke lokasi tertentu secara […]

  • Mensyukuri Kemerdekaan, Mahasiswa STAIS Pasuruan Gelar Ngaji Bersama Masyarakat

    • calendar_month Jum, 17 Agu 2018
    • visibility 208
    • 3Komentar

    Mahasiswa STAIS (Sekolah Tinggi Agama Islam Shalahuddin) Pasuruan, gelar Ngaji Bersama Masyarakat saat melaksanakan KKN (Kuliah Kerja Nyata) di Desa Kalisat Kecamatan Rembang, Kamis (16/8). “Tujuan dalam Ngaji disamping kita memperkuat Spiritual hati kita, juga mengingat jasa para pejuang kemerdekaan Republik Indonesia. Oleh karena itu, kita sebagai generasi muda wajib bersyukur atas Anugerah Kemerdekaan ini”, […]

expand_less

Eksplorasi konten lain dari PCNU Kab. Pasuruan

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca