Breaking News
light_mode

Ingin Jihad? Ketua PBNU: Mari Lawan Korupsi

  • calendar_month Rab, 9 Des 2020
  • visibility 97
  • comment 0 komentar

Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) H Robikin Emhas mengatakan, jihad dengan pedang itu sudah kuno. Jihad hari ini adalah melawan korupsi. Kita dinilai sedang berjihad jika memperjuangkan negara ini bersih dari korupsi. 

“Karena itu, NU melalui Lakpesdam PBNU sangat fokus dengan gerakan anti korupsi,” kata Robikin saat membuka lokakarya Pesantren Kader Penggerak (PKP) NU Anti Korupsi di Pusat Edukasi Anti Korupsi di Jl HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Rabu (24/4).

Robikin mengaku prihatin dengan masih merajalelanya korupsi di Indonesia. Meski tren Indeks Persepsi Korupsi (IPK) di Indonesia kian membaik, namun skornya masih rendah yaitu 38, dari skala 0 sampai 100. Dampak dari tindakan korupsi yang paling dirasakan masyarakat adalah kemiskinan dan kerusakan lingkungan.

Ia mengungkapkan, dalam mewujudkan gerakan melawan korupsi yang lebih sistematis dan masif, Lakpesdam PBNU sudah tepat bersinergi bersama Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Sebab, gerakan anti korupsi di NU sangat penting karena sejalan dengan misi organisasi, yaitu terwujudnya keadilan, kemaslahatan, kesejahteraan, dan kemanusiaan.

Menurut dia, keterlibatan NU dalam gerakan lawan korupsi lebih banyak sebatas keputusan-keputusan hukum. Misalnya, fatwa hukuman mati bagi koruptor, tidak boleh menshalati mayat koruptor, mendukung asas pembuktian terbalik, money politics dihukumi suap (risywah), dan sebagainya. “Dengan adanya pelatihan semacam itu, gerakan jihad NU melawan korupsi harus lebih kontributif pada gerakan sosial,” tandasnya.

Sementara itu, Penasehat KPK Budi Santoso menilai penting adanya gerakan yang diinisiasi oleh Lakpesdam PBNU. Menurutnya, dalam menyemarakkan gerakan itu, KPK memang harus menggandeng NU sebagai ormas Islam terbesar di Indonesia.

Ia menegaskan, KPK harus bergandeng tangan dengan banyak pihak, salah satunya adalah NU. Kaitannya dengan penegakan kasus hukum, ujar Budi, setidaknya ada tiga komponen utama, yaitu content of low, structure of low, dan culture of law.

“Apa yang kita lakukan hari ini di gedung KPK adalah bagian dari memperkuat culture of law melalui partisipasi masyarakat. Kalau produk hukum dan penegak hukumnya sudah bagus. Akan tetapi, partisipasi masyarakat masih lemah. Maka tujuan hukum masih belumi deal,” tuturnya.

Budi berharap, adanya gerakan yang dilakukan PBNU, Indonesia tidak hanya dikenal sebagai negara yang dihuni mayoritas Islam. Tetapi juga bagaimana nilai-nilai Islam itu dapat dipraktikkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Sumber: nu.or.id

  • Penulis: NU Pasuruan

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Malam Lailatul Ijtima’, Ketua MWC NU Ajak Warga Selektif Terhadap Informasi

    • calendar_month Ming, 13 Jan 2019
    • visibility 106
    • 0Komentar

    Rejoso – Sabtu (12/1) Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) Rejoso Kabupaten Pasuruan menggelar Lailatul Ijtima’ di Masjid Al-Ikhlas Dusun Krajan Ranting Kedungbako kecamatan Rejoso, Sabtu (12/1/2019). Acara tersebut dihadiri oleh Rois Syuriah PCNU kabupaten Pasuruan KH. Muzakki Birulalim, Ketua PCNU kabupaten Pasuruan KH. Imron Mutamakkin, Ketua MUI Kabupaten Pasuruan KH. Nurul Huda, dan […]

  • Pelantikan, PCNU Kab. Pasuruan Galang Dana Korban Semeru

    Pelantikan, PCNU Kab. Pasuruan Galang Dana Korban Semeru

    • calendar_month Sen, 6 Des 2021
    • visibility 114
    • 0Komentar

    Pohjentrek, NU Pasuruan – Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten melakukan galang dana untuk korban erupsi gunung semeru dalam kegiatan Pelantikan di Graha PCNU, Desa Warung Dowo, Kecamatan Pohjentrek, Ahad (05/12/2021). Sekretaris PCNU Kabupaten Pasuruan KH Saiful Anam Chalim, mengucapkan syukur atas kekompakan pengurus yang dilantik tadi malam. Lantaran donasi dalam waktu singkat bisa terkumpul […]

  • Mahasiswa UNU Pasuruan STAI Salahuddin Kenalkan Tanaman Toga Kepada Anak Anak

    Mahasiswa UNU Pasuruan STAI Salahuddin Kenalkan Tanaman Toga Kepada Anak Anak

    • calendar_month Jum, 16 Agu 2024
    • visibility 148
    • 0Komentar

    Pohjentrek, NU Pasuruan Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Salahuddin menggelar urban jungle di taman lumbung pangan nusantara, jum’at (9/08/2024). Kordinator KKN UNU STAI Salahuddin Pasuruan Izza mengatakan, tujuan diadakannya urban jungle adalah untuk meng edukasi adik-adik mengenai pentingnya Tanaman Obat Obatan (TOGA) dan manfaatnya. “Kami ingin […]

  • Tata Pengelolaan Website Organisasi, PMII Pasuruan Gelar Workshop dan MoU

    Tata Pengelolaan Website Organisasi, PMII Pasuruan Gelar Workshop dan MoU

    • calendar_month Sen, 4 Sep 2023
    • visibility 132
    • 0Komentar

    Bangil, NU PasuruanPengurus Cabang (PC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Pasuruan menggelar Workshop Literasi Media di Stapa Center, Jalan Budi Luhur Nomor 71, Desa Sidowayah, Kecamatan Bangil, Sabtu-Ahad (2-3/9/2023). Pelaksana Kegiatan M Noer Ali Fikri menjelaskan, tujuan workshop agar peserta memiliki kecakapan literasi media. “Peserta mampu memfilter berita hingga menjadikan media sebagai instrumen gerakan PMII […]

  • Pesan KH Imron Mutamakkin Kepada Jama’ah KBIH NU An Nahdliyah

    Pesan KH Imron Mutamakkin Kepada Jama’ah KBIH NU An Nahdliyah

    • calendar_month Rab, 28 Mei 2025
    • visibility 362
    • 0Komentar

    Pohjentrek, NU Pasuruan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umroh (KBIHU) NU An-Nahdliyah Kabupaten Pasuruan memberangkatkan jamaah haji kloter 91 di Aula PCNU Kabupaten Pasuruan, Rabu (28/05/2025). Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pasuruan, KH Imron Mutamakkin, menyampaikan bahwa penataan haji tahun ini mengalami sejumlah perubahan di berbagai sektor. Hal ini, menurutnya, menjadi tantangan tersendiri, […]

  • THAUN (CERPEN)

    THAUN (CERPEN)

    • calendar_month Sen, 8 Mar 2021
    • visibility 109
    • 0Komentar

    Hawa gerah kian menyiksa, bahkan meski Kiai Marzuki baru saja berwudu. Musim kemarau belum menjelang, hujan kadang-kadang turun menjelang dini hari, namun hawa alam sudah kembali gerah. Rengek para balita di rumah tetangga silih berganti terdengar, pasti mereka tersiksa karena hawa bumi tak senyaman alam Rahim. Kiai renta itu perlahan bangkit setelah rakaat terahir salat […]

expand_less

Eksplorasi konten lain dari PCNU Kab. Pasuruan

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca