Breaking News
light_mode

Habaib dan Cerminan Kemuliaan Akhlak Rasulullah

  • calendar_month Sel, 1 Des 2020
  • visibility 245
  • comment 0 komentar

Dalam sebuah riwayat, diceritakan bahwa ada seorang Raja, yang ketika akan berbelanja untuk kebutuhan dalam 1 bulan, akan dikawal oleh beberapa prajurit khusus yang bertugas untuk membawa barang yang dibeli tersebut, karena jumlah barangnya sangat banyak.

Di tengah perjalanan, Raja dan rombongan beristirahat di sebuah tempat. Para prajurit duduk santai di luar sebuah bangunan, sedangkan sang Raja beristirahat di dalam ruangan. Ketika memasuki ruangan, sang Raja terkaget, menyaksikan seseorang yang sedang beribadah (Baca: Sholat) dengan khusyuk, tidak terganggu sama sekali dengan kedatangannya berserta rombongan. Lalu, tidur lah sang Raja.

Bahkan ketika bangun, sang Raja tetap mendapati seseorang tadi dalam keadaan beribadah. Berangkatlah sang Raja dan aksi memborong barang pun dimulai. Ketika nota pembelian telah disodorkan, dengan sombongnya, sang Raja berkata “Cuma segini harganya?” Sembari tertawa kecil seraya mengipas-ngipaskan nota tersebut. Tiba-tiba, wajah sombong sang Raja berubah menjadi kaget dan bingung, karena uang dirham yang telah disiapkan raip entah kemana.

Terjadi lah saling menuduh. Beruntungnya, salah satu penasihatnya mengingatkan sang Raja tentang lokasi dimana Ia beristirahat sebelum tiba di pasar. Sang Raja pun, berkeyakinan, uang dirhamnya tertinggal disana.

Sesampainya di lokasi, Raja hanya menemukan seseorang yang sedang beribadah tadi, masih tetap beribadah. Sehingga, tuduhan mengerucut kepada seseorang tersebut. Awalnya, Raja dan para prajurit menunggu seseorang tersebut selesai melakukan ibadah. Karena tak kunjung selesai, habislah kesabaran sang Raja.

“Hai pencuri…!” teriak sang Raja.

“Pura-pura ibadah, padahal pencuri, kembalikan uang kami,” hardik sang Raja.

Karena seseorang tersebut tetap khusyuk beribadah, para prajurit pun saling bergantian meneriakinya, “Hai maling yang sedang sholat.”

Hingga akhirnya, seseorang tersebut selesai beribadah dan berkata “Ada yang bisa hamba bantu wahai saudara-saudaraku?” ujarnya dengan lembut. Namun, Raja menjawabnya dengan kasar dan berteriak bahwa “Kau pencuri, yang mengambil uangku, uangku tertinggal disini tadi.”

Dengan tetap tenang, seseorang tersebut bertanya. “Berapa banyak uang saudara yang tertinggal disini?”

“Banyak…! Kau tidak akan mampu untuk menghitungnya. Jangan banyak bicara, segera kembalikan sekarung uang dirhamku,” jawab sang Raja dengan congkak.  

“Sebentar, akan aku ambilkan uangnya di rumah. Mari, ikut ke rumah kami, sekalian cicipi hidangan kami, karena tuan-tuan adalah tamu kami,” ujar seseorang tersebut sekaligus mengajak sang Raja dan rombongan ke rumahnya.

Dengan semakin marah Raja menjawab “Dasar pencuri. Kalau ketahuan, berlagak baik, jika tidak ketahuan, sudah pasti kau habiskan uangku,” ujar sang Raja sembari dengan terpaksa mengikuti seseorang tersebut ke rumahnya.

Setelah sang Raja dan rombongan puas mencicipi hidangannya, seseorang tersebut pun keluar dari kamarnya dengan membawa sekarung uang dirham. Dengan kasar, sang Raja pun mengambil karung tersebut tanpa mengatakan apapun seraya beranjak kembali pergi ke Pasar.

Dengan gembira, rombongan pulang dengan membawa barang belanjaan. Sesampainya di gerbang Kerajaan, sang Raja kaget karena telah ditunggu oleh salah satu Putrinya, yang membawa karung, sebagaimana karung dirham miliknya.

Belum sempat bertanya, putri sang Raja bertanya kepadanya, “Wahai ayahku, engkau belanja pakai uang siapa? Uang ayah tertinggal dirumah.”

Bagai disambar petir di siang bolong, Raja beserta prajurit tercengang, hingga berjatuhan barang bawaannya. Tiba-tiba, sang raja yang sedang menangis haru dan malu, memacu kudanya dengan membawa kantong dirham dari putrinya tersebut. Begitu pun dengan para prajurit, yang juga sedang menangis, pun dengan cepat mengikuti sang Raja.

Hati sang Raja dan prajurit yang sedang bergejolak kencang, bagaimana pun tetap tidak percaya, bahwa Ia telah telah menuduh, menghina orang yang begitu baik. Bahkan, setelah dilecehkan, seseorang tersebut tetap bersedia menjamunya dan memberikan uang dirham begitu banyak tanpa berpikir panjang, bahkan dengan tersenyum.

Meskipun begitu ingin mengetahui sosok seseorang yang luar biasa itu, sang Raja dan rombongan tidak berani menemuinya langsung. Akhirnya, Ia bertanya kepada warga sekitar mengenai kepribadian seseorang tersebut. Ternyata, seseorang tersebut bernama Ali Zainal Abidin, putra Sayyidina Husain, cucu dari seorang Nabi bernama Muhammad. Sang Raja teringat, pernah mendengar bahwa kabarnya ada manusia yang memiliki akhlak yang mulia, yang beragama Islam.

 “Ahklak cicitnya saja begitu mulianya, apalagi akhlak Nabi yang bernama Muhammad tersebut,” ujar dalam hati sang Raja sembari membenarkan kabar yang pernah didengarnya tentang manusia yang memiliki akhlak yang sangat mulia.

Hanya bisa terdiam, ketika Ali Zainal Abidin, menghampiri sang Raja dan bertanya kepadanya “Kenapa wajahmu bersedih wahai saudaraku? Apakah uangmu tadi kurang sehingga engkau kembali lagi kesini. Kurang berapa lagi? Biar aku ambilkan!”

Sembari memeluk Ali, sang Raja menangis dan meminta maaf atas perbuatannya dan berkata “Begitu mulianya akhlakmu, wahai keturunan Muhammad, aku tidak bisa membayangkan betapa mulianya akhlak kakekmu.”

“Demi Allah dan Muhammad, sebagai utusan Allah, pada hari ini, kami akan  memeluk Islam, bersama prajurit dan rakyatku,” sumpah sang Raja di depan Ali Zainal Abidin.

Sumber: Adaptasi dari ceramah Habib Umar bin Hafidz Tarim ketika berkunjung ke Pondok Pesantren Lirboyo, sekitar tahun 2012.

Penulis: Moh. Rofii, Alumnus Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur.

Editor: Makhfud Syawaludin

  • Penulis: NU Pasuruan

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Peduli Korban Lombok, PMII Pasuruan Aksi Galang Dana Serentak

    • calendar_month Kam, 9 Agu 2018
    • visibility 148
    • 0Komentar

    Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Pasuruan kembali lakukan aksi turun jalan untuk galang dana korban bencana gempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Aksi galang dana ini dilakukan secara serentak oleh Pengurus Cabang, Komisariat dan Rayon PMII se-Pasuruan yang dimulai dari tanggal 7-8 Agustus 2018. Hal ini didasarkan dengan hasil wawancara Uswatun Hasana selaku Ketua Umum PC. […]

  • Bisa PO dan COD, Yuk Beli Takjil dan Berbuka di Bazar Fatayat Ranuklindungan

    Bisa PO dan COD, Yuk Beli Takjil dan Berbuka di Bazar Fatayat Ranuklindungan

    • calendar_month Rab, 5 Mar 2025
    • visibility 404
    • 0Komentar

    Grati, NU PasuruanPimpinan Ranting (PR) Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) Desa Ranuklindungan, Kecamatan Grati, Kabupaten Pasuruan menggelar Bazar Ceria Ramadhan. Bazar buku pukul 14.00 s.d 17.00 WIB dan berlangsung hingga Jumat (21/03/2025) mendatang. Sekretaris PR Fatayat NU Ranuklindungan Nurul Muttaqinah menyebutkan, bazar yang bertempat di Jalan Wisata Danau Ranu, tepat di depan Taman Kanak-Kanak (TK) Darma […]

  • Harlah 74, Fatayat Pasurun Gelar Jalan Santai

    Harlah 74, Fatayat Pasurun Gelar Jalan Santai

    • calendar_month Ming, 7 Jul 2024
    • visibility 271
    • 0Komentar

    Pohjentrek, NU Pasuruan Pengurus Cabang (PC) Fatayat NU Kabupaten Pasuruan menggelar Jalan sehat di area kantor Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pasuruan, Sabtu (6/7/2024). Acara tersebut dihadiri oleh 2000 kader Fatayat NU Kabupaten Pasuruananyak warga yang berbondong-bondong untuk ikut meramaikan jalan santai tersebut dan mereka sangat antusias mengikutinya. Ketua PC Fatayat NU Kabupaten Pasuruan […]

  • Empat Desa di Pasuruan Sambut Hangat Mahasiswa PMM UNU STAI Shalahuddin

    Empat Desa di Pasuruan Sambut Hangat Mahasiswa PMM UNU STAI Shalahuddin

    • calendar_month Sab, 12 Jul 2025
    • visibility 561
    • 1Komentar

    Pohjentrek, NU PasuruanProgram Mahasiswa Mengabdi (PMM) Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Shalahuddin Pasuruan disambut baik oleh empat desa lokasi pengabdian, yakni Tamansari (Wonorejo), Randupitu (Gempol), dan Kalirejo (Gondangwetan) dan Pondok Pesantren Al Ikhlas Rembang pada Rabu (09/07/2025). Perangkat Desa Tamansari, Mustain Romli, menyambut hangat kedatangan para mahasiswa PMM. Ia berharap kehadiran […]

  • Berikut Wisudawan Terbaik Wisuda ke-2 ITSNU Pasuruan

    Berikut Wisudawan Terbaik Wisuda ke-2 ITSNU Pasuruan

    • calendar_month Kam, 7 Des 2023
    • visibility 336
    • 0Komentar

    Pasuruan, NU Pasuruan Institut Teknologi dan Sains Nahdlatul Ulama (ITSNU) Pasuruan menggelar Rapat Senat Terbuka Wisuda Sarjana ke-2 di Hotel Ascent Premire, Kota Pasuruan, Provinsi Jawa Timur, Sabtu (25/11/23). Terdapat 7 wisudawan terbaik berdasar Keputusan Rektor ITSNU Pasuruan Nomor: I.072018/R/Pp.00.1/3462/2023 Tentang Lulusan Terbaik Program Pendidikan Sarjana ITSNU Pasuruan Tahun Akademik 2022/2023. Wisudawan Terbaik Fakultas Teknik […]

  • ISNU Pasuruan Ajak Perguruan Tinggi Untuk Sinergi dengan Pemkab Pasuruan

    ISNU Pasuruan Ajak Perguruan Tinggi Untuk Sinergi dengan Pemkab Pasuruan

    • calendar_month Ming, 16 Jun 2024
    • visibility 260
    • 0Komentar

    Pohjentrek, NU Pasuruan Pengurus Cabang (PC) Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Kabupaten Pasuruan mengelar Rapat Kordinasi (Rakor) dengan Ikatan Doktor Pasuruan serta pimpinan perguruan tinggi yang ada di seluruh kabupaten Pasuruan di Bandar Hotel Syariah, Sabtu (15/06/2024). Ketua PC ISNU Kabupaten Pasuruan Ahmad Adib Muhdi mengatakan bahwasanya Rakor kali ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan […]

expand_less

Eksplorasi konten lain dari PCNU Kab. Pasuruan

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca