Breaking News
light_mode

Habaib dan Cerminan Kemuliaan Akhlak Rasulullah

  • calendar_month Sel, 1 Des 2020
  • visibility 76
  • comment 0 komentar

Dalam sebuah riwayat, diceritakan bahwa ada seorang Raja, yang ketika akan berbelanja untuk kebutuhan dalam 1 bulan, akan dikawal oleh beberapa prajurit khusus yang bertugas untuk membawa barang yang dibeli tersebut, karena jumlah barangnya sangat banyak.

Di tengah perjalanan, Raja dan rombongan beristirahat di sebuah tempat. Para prajurit duduk santai di luar sebuah bangunan, sedangkan sang Raja beristirahat di dalam ruangan. Ketika memasuki ruangan, sang Raja terkaget, menyaksikan seseorang yang sedang beribadah (Baca: Sholat) dengan khusyuk, tidak terganggu sama sekali dengan kedatangannya berserta rombongan. Lalu, tidur lah sang Raja.

Bahkan ketika bangun, sang Raja tetap mendapati seseorang tadi dalam keadaan beribadah. Berangkatlah sang Raja dan aksi memborong barang pun dimulai. Ketika nota pembelian telah disodorkan, dengan sombongnya, sang Raja berkata “Cuma segini harganya?” Sembari tertawa kecil seraya mengipas-ngipaskan nota tersebut. Tiba-tiba, wajah sombong sang Raja berubah menjadi kaget dan bingung, karena uang dirham yang telah disiapkan raip entah kemana.

Terjadi lah saling menuduh. Beruntungnya, salah satu penasihatnya mengingatkan sang Raja tentang lokasi dimana Ia beristirahat sebelum tiba di pasar. Sang Raja pun, berkeyakinan, uang dirhamnya tertinggal disana.

Sesampainya di lokasi, Raja hanya menemukan seseorang yang sedang beribadah tadi, masih tetap beribadah. Sehingga, tuduhan mengerucut kepada seseorang tersebut. Awalnya, Raja dan para prajurit menunggu seseorang tersebut selesai melakukan ibadah. Karena tak kunjung selesai, habislah kesabaran sang Raja.

“Hai pencuri…!” teriak sang Raja.

“Pura-pura ibadah, padahal pencuri, kembalikan uang kami,” hardik sang Raja.

Karena seseorang tersebut tetap khusyuk beribadah, para prajurit pun saling bergantian meneriakinya, “Hai maling yang sedang sholat.”

Hingga akhirnya, seseorang tersebut selesai beribadah dan berkata “Ada yang bisa hamba bantu wahai saudara-saudaraku?” ujarnya dengan lembut. Namun, Raja menjawabnya dengan kasar dan berteriak bahwa “Kau pencuri, yang mengambil uangku, uangku tertinggal disini tadi.”

Dengan tetap tenang, seseorang tersebut bertanya. “Berapa banyak uang saudara yang tertinggal disini?”

“Banyak…! Kau tidak akan mampu untuk menghitungnya. Jangan banyak bicara, segera kembalikan sekarung uang dirhamku,” jawab sang Raja dengan congkak.  

“Sebentar, akan aku ambilkan uangnya di rumah. Mari, ikut ke rumah kami, sekalian cicipi hidangan kami, karena tuan-tuan adalah tamu kami,” ujar seseorang tersebut sekaligus mengajak sang Raja dan rombongan ke rumahnya.

Dengan semakin marah Raja menjawab “Dasar pencuri. Kalau ketahuan, berlagak baik, jika tidak ketahuan, sudah pasti kau habiskan uangku,” ujar sang Raja sembari dengan terpaksa mengikuti seseorang tersebut ke rumahnya.

Setelah sang Raja dan rombongan puas mencicipi hidangannya, seseorang tersebut pun keluar dari kamarnya dengan membawa sekarung uang dirham. Dengan kasar, sang Raja pun mengambil karung tersebut tanpa mengatakan apapun seraya beranjak kembali pergi ke Pasar.

Dengan gembira, rombongan pulang dengan membawa barang belanjaan. Sesampainya di gerbang Kerajaan, sang Raja kaget karena telah ditunggu oleh salah satu Putrinya, yang membawa karung, sebagaimana karung dirham miliknya.

Belum sempat bertanya, putri sang Raja bertanya kepadanya, “Wahai ayahku, engkau belanja pakai uang siapa? Uang ayah tertinggal dirumah.”

Bagai disambar petir di siang bolong, Raja beserta prajurit tercengang, hingga berjatuhan barang bawaannya. Tiba-tiba, sang raja yang sedang menangis haru dan malu, memacu kudanya dengan membawa kantong dirham dari putrinya tersebut. Begitu pun dengan para prajurit, yang juga sedang menangis, pun dengan cepat mengikuti sang Raja.

Hati sang Raja dan prajurit yang sedang bergejolak kencang, bagaimana pun tetap tidak percaya, bahwa Ia telah telah menuduh, menghina orang yang begitu baik. Bahkan, setelah dilecehkan, seseorang tersebut tetap bersedia menjamunya dan memberikan uang dirham begitu banyak tanpa berpikir panjang, bahkan dengan tersenyum.

Meskipun begitu ingin mengetahui sosok seseorang yang luar biasa itu, sang Raja dan rombongan tidak berani menemuinya langsung. Akhirnya, Ia bertanya kepada warga sekitar mengenai kepribadian seseorang tersebut. Ternyata, seseorang tersebut bernama Ali Zainal Abidin, putra Sayyidina Husain, cucu dari seorang Nabi bernama Muhammad. Sang Raja teringat, pernah mendengar bahwa kabarnya ada manusia yang memiliki akhlak yang mulia, yang beragama Islam.

 “Ahklak cicitnya saja begitu mulianya, apalagi akhlak Nabi yang bernama Muhammad tersebut,” ujar dalam hati sang Raja sembari membenarkan kabar yang pernah didengarnya tentang manusia yang memiliki akhlak yang sangat mulia.

Hanya bisa terdiam, ketika Ali Zainal Abidin, menghampiri sang Raja dan bertanya kepadanya “Kenapa wajahmu bersedih wahai saudaraku? Apakah uangmu tadi kurang sehingga engkau kembali lagi kesini. Kurang berapa lagi? Biar aku ambilkan!”

Sembari memeluk Ali, sang Raja menangis dan meminta maaf atas perbuatannya dan berkata “Begitu mulianya akhlakmu, wahai keturunan Muhammad, aku tidak bisa membayangkan betapa mulianya akhlak kakekmu.”

“Demi Allah dan Muhammad, sebagai utusan Allah, pada hari ini, kami akan  memeluk Islam, bersama prajurit dan rakyatku,” sumpah sang Raja di depan Ali Zainal Abidin.

Sumber: Adaptasi dari ceramah Habib Umar bin Hafidz Tarim ketika berkunjung ke Pondok Pesantren Lirboyo, sekitar tahun 2012.

Penulis: Moh. Rofii, Alumnus Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur.

Editor: Makhfud Syawaludin

  • Penulis: NU Pasuruan

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Innalillahi, Ustadz H Saifulloh Rais Syuriyah PRNU Jetis Wafat

    Innalillahi, Ustadz H Saifulloh Rais Syuriyah PRNU Jetis Wafat

    • calendar_month Sab, 28 Mei 2022
    • visibility 16
    • 0Komentar

    Sidogiri, NU Pasuruan Kabar duka datang dari Dusun Jetis, Desa Dhompo, Kecamatan Kraton, Kabupaten Pasuruan. Musabbabnya, Ustadz H Saifulloh, Rais Syuriyah Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (PRNU) Jetis, Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Sidogiri, wafat pada Jumat (13/05/2022) dini hari. “Jam 1.30 pagi, kamis malam jumat Beliau wafat. Kami ini ditinggalkan Pak Haji Saiful suasananya […]

  • Di Rakorcab, ISNU Pasuruan Fokus Konferancab Hingga Pemenuhan PPH di Setiap Kecamatan

    Di Rakorcab, ISNU Pasuruan Fokus Konferancab Hingga Pemenuhan PPH di Setiap Kecamatan

    • calendar_month Jum, 2 Jun 2023
    • visibility 22
    • 0Komentar

    Purwosari, NU PasuruanPimpinan Cabang (PC) Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Kabupaten Pasuruan menggelar Rapat Koordinasi Cabang (Rakorcab) untuk membahas persiapan Konferensi Anak Cabang (Konferancab) setempat. Rakorcab dipusatkan di Ruang Meeting Pascasarjana, Gedung Negara Kesatuan Republik Indonesia, Kompleks Universitas Yudharta Pasuruan, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Pasuruan, Sabtu (27/5/2023). Ketua PC ISNU, Ahmad Adip Muhdi menyampaikan, Rakorcab mentargetkan […]

  • Tim KOIN NU Maslahat Rejoso Peduli Korban Angin Puting Beliung

    • calendar_month Jum, 13 Mar 2020
    • visibility 11
    • 0Komentar

    Tim KOIN NU Maslahat Rejoso terdiri dari Fatayat, Muslimat, dan MWCNU Rejoso, kali ini menyalurkan bantuan kepada korban angin puting beliung, Kamis, 12 Maret 2020. Neng Laily Qomariah, ketua Fatayat NU Rejoso, menjelaskan bahwa tim KOIN NU Maslahat Rejoso yang selama istiqomah sejak 2017 membantu korban banjir masyarakat rejoso, kali ini juga membantu korban angin […]

  • Sambang Haji Gus Irsyad, PMII Pasuruan Diminta Cegah Radikalisme di Kalangan Milenial

    Sambang Haji Gus Irsyad, PMII Pasuruan Diminta Cegah Radikalisme di Kalangan Milenial

    • calendar_month Ming, 7 Agu 2022
    • visibility 17
    • 2Komentar

    Bangilan, NU PasuruanPengurus Cabang (PC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Pasuruan menyambangi Bupati Pasuruan H M Irsyad Yusuf untuk mendapatkan barakah usai beribadah haji, Kamis (04/08/2022). Bupati Pasuruan menerima tamu di rumah dinasnya, Pendopo Nyawiji Ngesti Wenganing Gusti, Kelurahan Bangilan, Kecamatan Purworejo, Kota Pasuruan. Ketua Umum PC PMII Pasuruan Ilyas Maulana Zidani mengucapkan, selamat datang […]

  • Wujudkan Koherensi Jenjang Kaderisasi Banom, NU Pasuruan Gelar ToT

    Wujudkan Koherensi Jenjang Kaderisasi Banom, NU Pasuruan Gelar ToT

    • calendar_month Sen, 28 Agu 2023
    • visibility 31
    • 1Komentar

    Purwosari, NU PasuruanPengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pasuruan berkomitmen untuk membangun koherensi jenjang kaderisasi dari Badan Otonom (Banom). Hal itu dibuktikan dengan digelar Training of Trainer (ToT) Aswaja dan Ke-NU-an di di Arjuno Agro Technopark, Dusun Kucur, Desa Sumberrejo, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Pasuruan, Jumat -Ahad (25-27/08/2023). “Materi Aswaja dan Ke-NU-an dari IPNU, IPPNU, GP […]

  • LFNU Pasuruan: Hilal Tidak Terlihat, Awal Ramadhan Ikut PBNU! Hari Selasa

    LFNU Pasuruan: Hilal Tidak Terlihat, Awal Ramadhan Ikut PBNU! Hari Selasa

    • calendar_month Ming, 10 Mar 2024
    • visibility 32
    • 0Komentar

    Bangil, NU PasuruanHilal tidak terlihat. Hal itu berdasarkan hasil Rukyatul Hilal yang dilaksanakan olehPengurus Cabang (PC) Lembaga Falakiyah Nahdlatul Ulama (LFNU) Kabupaten Pasuruan di Gedung Mabna Abuya Hasan Lantai 12 Pondok Pesantren Darullughoh Wadda’wah (Dalwa), Kecamatan Bangil, Ahad (10/03/2024). “Dari beberapa metode yang kami terapkan,  hilal tidak terlihat. Maka menunggu hasil sidang yang dilakukan oleh Pengurus Besar […]

expand_less

Eksplorasi konten lain dari PCNU Kab. Pasuruan

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca