Breaking News
light_mode

Habaib dan Cerminan Kemuliaan Akhlak Rasulullah

  • calendar_month Sel, 1 Des 2020
  • visibility 81
  • comment 0 komentar

Dalam sebuah riwayat, diceritakan bahwa ada seorang Raja, yang ketika akan berbelanja untuk kebutuhan dalam 1 bulan, akan dikawal oleh beberapa prajurit khusus yang bertugas untuk membawa barang yang dibeli tersebut, karena jumlah barangnya sangat banyak.

Di tengah perjalanan, Raja dan rombongan beristirahat di sebuah tempat. Para prajurit duduk santai di luar sebuah bangunan, sedangkan sang Raja beristirahat di dalam ruangan. Ketika memasuki ruangan, sang Raja terkaget, menyaksikan seseorang yang sedang beribadah (Baca: Sholat) dengan khusyuk, tidak terganggu sama sekali dengan kedatangannya berserta rombongan. Lalu, tidur lah sang Raja.

Bahkan ketika bangun, sang Raja tetap mendapati seseorang tadi dalam keadaan beribadah. Berangkatlah sang Raja dan aksi memborong barang pun dimulai. Ketika nota pembelian telah disodorkan, dengan sombongnya, sang Raja berkata “Cuma segini harganya?” Sembari tertawa kecil seraya mengipas-ngipaskan nota tersebut. Tiba-tiba, wajah sombong sang Raja berubah menjadi kaget dan bingung, karena uang dirham yang telah disiapkan raip entah kemana.

Terjadi lah saling menuduh. Beruntungnya, salah satu penasihatnya mengingatkan sang Raja tentang lokasi dimana Ia beristirahat sebelum tiba di pasar. Sang Raja pun, berkeyakinan, uang dirhamnya tertinggal disana.

Sesampainya di lokasi, Raja hanya menemukan seseorang yang sedang beribadah tadi, masih tetap beribadah. Sehingga, tuduhan mengerucut kepada seseorang tersebut. Awalnya, Raja dan para prajurit menunggu seseorang tersebut selesai melakukan ibadah. Karena tak kunjung selesai, habislah kesabaran sang Raja.

“Hai pencuri…!” teriak sang Raja.

“Pura-pura ibadah, padahal pencuri, kembalikan uang kami,” hardik sang Raja.

Karena seseorang tersebut tetap khusyuk beribadah, para prajurit pun saling bergantian meneriakinya, “Hai maling yang sedang sholat.”

Hingga akhirnya, seseorang tersebut selesai beribadah dan berkata “Ada yang bisa hamba bantu wahai saudara-saudaraku?” ujarnya dengan lembut. Namun, Raja menjawabnya dengan kasar dan berteriak bahwa “Kau pencuri, yang mengambil uangku, uangku tertinggal disini tadi.”

Dengan tetap tenang, seseorang tersebut bertanya. “Berapa banyak uang saudara yang tertinggal disini?”

“Banyak…! Kau tidak akan mampu untuk menghitungnya. Jangan banyak bicara, segera kembalikan sekarung uang dirhamku,” jawab sang Raja dengan congkak.  

“Sebentar, akan aku ambilkan uangnya di rumah. Mari, ikut ke rumah kami, sekalian cicipi hidangan kami, karena tuan-tuan adalah tamu kami,” ujar seseorang tersebut sekaligus mengajak sang Raja dan rombongan ke rumahnya.

Dengan semakin marah Raja menjawab “Dasar pencuri. Kalau ketahuan, berlagak baik, jika tidak ketahuan, sudah pasti kau habiskan uangku,” ujar sang Raja sembari dengan terpaksa mengikuti seseorang tersebut ke rumahnya.

Setelah sang Raja dan rombongan puas mencicipi hidangannya, seseorang tersebut pun keluar dari kamarnya dengan membawa sekarung uang dirham. Dengan kasar, sang Raja pun mengambil karung tersebut tanpa mengatakan apapun seraya beranjak kembali pergi ke Pasar.

Dengan gembira, rombongan pulang dengan membawa barang belanjaan. Sesampainya di gerbang Kerajaan, sang Raja kaget karena telah ditunggu oleh salah satu Putrinya, yang membawa karung, sebagaimana karung dirham miliknya.

Belum sempat bertanya, putri sang Raja bertanya kepadanya, “Wahai ayahku, engkau belanja pakai uang siapa? Uang ayah tertinggal dirumah.”

Bagai disambar petir di siang bolong, Raja beserta prajurit tercengang, hingga berjatuhan barang bawaannya. Tiba-tiba, sang raja yang sedang menangis haru dan malu, memacu kudanya dengan membawa kantong dirham dari putrinya tersebut. Begitu pun dengan para prajurit, yang juga sedang menangis, pun dengan cepat mengikuti sang Raja.

Hati sang Raja dan prajurit yang sedang bergejolak kencang, bagaimana pun tetap tidak percaya, bahwa Ia telah telah menuduh, menghina orang yang begitu baik. Bahkan, setelah dilecehkan, seseorang tersebut tetap bersedia menjamunya dan memberikan uang dirham begitu banyak tanpa berpikir panjang, bahkan dengan tersenyum.

Meskipun begitu ingin mengetahui sosok seseorang yang luar biasa itu, sang Raja dan rombongan tidak berani menemuinya langsung. Akhirnya, Ia bertanya kepada warga sekitar mengenai kepribadian seseorang tersebut. Ternyata, seseorang tersebut bernama Ali Zainal Abidin, putra Sayyidina Husain, cucu dari seorang Nabi bernama Muhammad. Sang Raja teringat, pernah mendengar bahwa kabarnya ada manusia yang memiliki akhlak yang mulia, yang beragama Islam.

 “Ahklak cicitnya saja begitu mulianya, apalagi akhlak Nabi yang bernama Muhammad tersebut,” ujar dalam hati sang Raja sembari membenarkan kabar yang pernah didengarnya tentang manusia yang memiliki akhlak yang sangat mulia.

Hanya bisa terdiam, ketika Ali Zainal Abidin, menghampiri sang Raja dan bertanya kepadanya “Kenapa wajahmu bersedih wahai saudaraku? Apakah uangmu tadi kurang sehingga engkau kembali lagi kesini. Kurang berapa lagi? Biar aku ambilkan!”

Sembari memeluk Ali, sang Raja menangis dan meminta maaf atas perbuatannya dan berkata “Begitu mulianya akhlakmu, wahai keturunan Muhammad, aku tidak bisa membayangkan betapa mulianya akhlak kakekmu.”

“Demi Allah dan Muhammad, sebagai utusan Allah, pada hari ini, kami akan  memeluk Islam, bersama prajurit dan rakyatku,” sumpah sang Raja di depan Ali Zainal Abidin.

Sumber: Adaptasi dari ceramah Habib Umar bin Hafidz Tarim ketika berkunjung ke Pondok Pesantren Lirboyo, sekitar tahun 2012.

Penulis: Moh. Rofii, Alumnus Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur.

Editor: Makhfud Syawaludin

  • Penulis: NU Pasuruan

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Starting Dakwah Digital, NU Pasuruan Gelar Silaturahmi I Admin Media Organisasi

    Starting Dakwah Digital, NU Pasuruan Gelar Silaturahmi I Admin Media Organisasi

    • calendar_month Sel, 1 Feb 2022
    • visibility 64
    • 0Komentar

    Pohjentrek, NU PasuruanPengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pasuruan mengawali pelaksanaan Program Prioritas bidang Dakwah Digital dengan menggelar Silaturahmi I Admin Media Digital di Aula KH Ahmad Djufi, Desa Warungdowo, Kecamatan Pohjentrek, Sabtu (05/02/2022). Koordinator Media Center Ustadz M Subadar menjelaskan, kegiatan itu untuk mengkonsolidasikan admin media digital NU dari struktur dan perangkat organisasi se […]

  • Di Tadarrus Ramadhan, Cak Subadar Ajak Generasi Muda Perdalam Aswaja An-Nahdliyah

    Di Tadarrus Ramadhan, Cak Subadar Ajak Generasi Muda Perdalam Aswaja An-Nahdliyah

    • calendar_month Sen, 17 Apr 2023
    • visibility 18
    • 0Komentar

    Lumbang, NU PasuruanWakil Sekretaris Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pasuruan Mohammad Subadar menyebutkan, generasi muda tidak cukup dalam memahami Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) An-Nahdliyah hanya dengan landasan ‘pokok e manut ulama’ (Pokok Ikut Ulama). Penegasan tersebut disampaikan dalam kegiatan Tadarrus Ramadhan bertajuk ‘Ontologi Aswaja An-Nahdliyah’ oleh Pemuda Remaja Masjid Nahdlatul Ulama (PRMNU) Lumbang di […]

  • Melalui MDS Rijalul Ansor, Banser Perkuat Sinergi dengan Kepolisian

    Melalui MDS Rijalul Ansor, Banser Perkuat Sinergi dengan Kepolisian

    • calendar_month Ming, 30 Agu 2020
    • visibility 50
    • 0Komentar

    Kegiatan rutin Majelis Dzikir dan Sholawat (MDS) Rijalul Ansor NU Kabupaten Pasuruan kembali di gelar dan bertempat di Aula KH. A. Jufri Graha PCNU Kabupaten Pasuruan, Ponjentrek, Sabtu Malam (29/8/2020). Majelis Rijalul Ansor kali ini sangat istimewa, karena dihadiri oleh Kasatkorwil Banser Jawa Timur, yakni Gus Irsyad Yusuf dan Ketua MDS Rijalul Ansor Jawa Timur, […]

  • 230 Warga Ikut Pengobatan Gratis LAZISNU Pasuruan di MA AN-NUR Winongan

    • calendar_month Rab, 24 Jul 2019
    • visibility 33
    • 0Komentar

    Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shadaqoh Nahdlatul Ulama (LAZISNU) PCNU Kabupaten Pasuruan bekerja sama dengan Baznas Sidoarjo gelar Pengobatan Gratis di MA AN-NUR Winongan, Rabu (24/7/2019). Dalam kegiatan putaran ke-30 ini, sebanyak 230 warga mengikuti kegiatan tersebut. Selain itu, kegiatan kali ini bersamaan dengan Hari ulang tahun sekolah MTs. AN-NUR ke-37 dan MA AN-NUR ke-7. […]

  • Ingin Siswa Belajar Falak dengan Mudah dan Seru, Ini Caranya

    Ingin Siswa Belajar Falak dengan Mudah dan Seru, Ini Caranya

    • calendar_month Sen, 4 Sep 2023
    • visibility 24
    • 0Komentar

    Pasrepan, NU PasuruanPengurus Cabang (PC) Lembaga Falakiyah Nahdlatul Ulama (LFNU) Kabupaten Pasuruan menyelenggarakan Program Falakiyah Goes To School. Untuk mengenal dan meyakinkan siswa akan kemudahan dan senangnya belajar ilmu falak. Sekretaris PC LFNU Kabupaten Pasuruan M Rusdi menyampaikan, Program Falakiyah Goes To School diterima dengan baik dan warga madrasah sangat antusias. “Alhamdulillah. Saat akan dilaksanakan […]

  • Pendataan Aset NU, LWPNU Pasuruan Gelar MoU Hingga Pendirian LWP MWCNU

    Pendataan Aset NU, LWPNU Pasuruan Gelar MoU Hingga Pendirian LWP MWCNU

    • calendar_month Sel, 1 Mar 2022
    • visibility 59
    • 0Komentar

    Pohjentrek, NU PasuruanLembaga Wakaf dan Pertanahan Nahdlatul Ulama (LWPNU) Kabupaten Pasuruan menggelar Sosialisasi MoU dengan Badan Pertanahan Nasional (BPN) Pasuruan di Aula KH Ahmad Djufri Graha PCNU, Kecamatan Pohjentrek, Rabu (23/2/2022). Ketua LWPNU Abdul Karim menyampaikan, kegiatan itu juga dalam rangka membentuk Majelis Wakil Cabang (MWC) LWPNU Se Kabupaten Pasuruan. “Nantinya LWPNU tingkat MWC harus mendata […]

expand_less

Eksplorasi konten lain dari PCNU Kab. Pasuruan

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca