Breaking News
light_mode

Tidurnya Orang Berpuasa adalah Ibadah, Ah Masak?

  • calendar_month Rab, 21 Apr 2021
  • visibility 25
  • comment 0 komentar

Kadang kita keliru dalam memaknai kebiasaan yang sering melanda umat ini ketika menjalankan ibadah puasa. Misalnya begadang hingga larut malam. Lalu tidur panjang di siang hari. Mereka lebih senang menghabiskan jam-jam produktifnya untuk tidur siang yang panjang. Seolah hal ini menjadi legalitas ketika menjalankan ibadah puasa.

Memang benar Nabi sering qailulah, yaitu tidur siang sejenak. Tetapi tidur siangnya Nabi tidak lah terlalu panjang. Bahkan kata qailulah itu berasal dari qalil, yang artinya sedikit, sebentar, atau sejenak.

Sementara kita, tidur siang di jam kerja. Hingga sekian jam. Apalagi memanfaatkan masjid kantor. Alasannya ibadah sebab tidurnya orang yang berpuasa adalah ibadah. Atau balas dendam karena malam telah digunakan untuk beribadah. Tentu itu bukan pilihan bijak. Sebaliknya menandakan masih banyak orang yang kurang memahami maqashid syariah dari ibadah bulan Ramadhan.

Padahal kalo kita lirik kebelakang, Rasululllah SAW dahulu justru mencapai puncak prestasi di bulan-bulan Ramadhan. Setiap tahun Malaikat Jibril turun untuk melakukan evaluasi hafalan Al-Quran bagi Rasulullah SAW. Dan peristiwanya justru di bulan Ramadhan.

Perang Badar terjadi di tahun kedua hijriyah pada 17 Ramadhan. Perang ini kejadiannya di gurun pasir yang melibatkan 314 muslimin melawan 1.000 orang kafir dari Mekkah. Peperangan ini adalah merupakan peristiwa penting dalam sejarah Islam, karena sejak perang itu umat Islam memulai era peperangan secara fisik, yang tentunya membutuhkan kemampuan yang lebih berat. Kalau mentalitas mereka seperti umat Islam zaman sekarang yang hobi bucin (bubuk ciang) di bulan Ramadhan, tentunya sulit memenangkan peperangan.

Dan peristiwa fatkhu makkah juga terjadi pada bulan Ramadhan pada tahun kedelapan hijriyah. Rasulullah SAW menyiapkan 10.000 pasukan lengkap dengan senjata. Berjalan dari Madinah dan mengepung kota Mekkah. Mekkah menyerah tanpa syarat. Semua diampuni dan dibebaskan.

Setahun berikutnya, ada perang Tabuk yang terjadi di bulan Ramadhan. Perang Tabuk terjadi saat musim paceklik. Rasulullah memobilisasi sendiri perang. Kaum muslimin berlomba lomba menafkahkan hartanya. Kedatangan pasukan Islam di Tabuk ternyata membuat pasukan musuh lari berpencar dan tidak berani melakukan serangan terhadap kaum muslimin.

Demikiran juga ketika Islam berhasil menaklukkan Spanyol di bawah pimpinan Thariq bin Ziad dan Musa bin Nushair, juga terjadi di bulan Ramadhan tahun 92 hijriyah. dan masih banyak kerja keras yang lain, terjadi di bulan Ramadhan.

Perang ‘Ain Jaluth terjadi pada 25 Ramadhan tahun 657 hijriyah. ‘Ain Jaluth merupakan lokasi yang terletak antara Bisan dan Nablus. Perang ini berakhir pada kemenangan gemilang kaum muslimin. Salah satu pahlawan yang terkenal dalam perang ini adalah Muzaffar Saifuddin Quthz dan Syaikh Izzuddin bin Abdus Salam.

Kita tidak bisa membayangkan kalau mentalitas para pendahulu kita dahulu seperti kita hari ini, yaitu doyan tidur siang di bulan Ramadhan, belum tentu semua prestasi itu dapat mereka raih.

Salah satu alasan kenapa orang tidur siang di hari-hari produktif di bulan Ramadhan adalah hadits palsu

نَوْمُ الصَّائِمِ عِبَادَةٌ وَسُكُوتُهُ تَسْبِيحٌ وَدُعَاؤُهُ مُسْتَجَابٌ

Tidurnya orang puasa merupakan ibadah, diamnya merupakan tasbih, amalnya dilipat-gandakan (pahalanya), doanya dikabulkan dan dosanya diampuni.

Meski di dalam kandungan hadits ini ada beberapa hal yang sesuai dengan hadits-hadits yang shahih, seperti masalah dosa yang diampuni serta pahala yang dilipat-gandakan, namun khusus lafadz ini, para ulama sepakat mengatakan status kepalsuannya.

Al-Imam Al-Baihaqi yang menuliskan lafadz itu di dalam kitabnya, Syu’ab Al-Iman. Lalu dinukil oleh As-Suyuti di dalam kitabnya, Al-Jamiush- Shaghir, seraya menyebutkan bahwa status hadits ini dhaif (lemah).

Namun, status dhaif yang diberikan oleh As-Suyuti justru dikritik oleh para muhaddits yang lain. Menurut kebanyakan mereka, status hadits ini bukan hanya dhaif teteapi sudah sampai derajat hadits maudhu’ (palsu).

Al-Imam Al-Baihaqi telah menyebutkan bahwa ungkapan ini bukan merupakan hadits nabawi. Karena di dalam jalur periwayatan hadits itu terdapat perawi yang bernama Sulaiman bin Amr An-Nakhahi, yang kedudukannya adalah pemalsu hadits.

Al-Iraqi juga senada dengan itu. Bahwa Sulaiman bin Amr ini termasuk ke dalam daftar para pendusta, di mana pekerjaannya adalah pemalsu hadits.

Komentar Al-Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah juga semakin menguatkan kepalsuan hadits ini. Beliau mengatakan bahwa si Sulaiman bin Amr ini memang benar-benar seorang pemalsu hadits.

Bahkan lebih keras lagi adalah ungkapan Yahya bin Ma’in, beliau bukan hanya mengatakan bahwa Sulaiman bin Amr ini pemasu hadits, tetapi beliau menambahkan bahwa Sulaiman ini adalah “manusia paling pendusta di muka bumi ini!”

Selanjutnya, kita juga mendengar komentar Al-Imam Al-Bukhari tentang tokoh yang satu ini. Beliau mengatakan bahwa Sulaiman bin Amr adalah matruk, yaitu haditsnya semi palsu lantaran dia seorang pendusta.

Saking tercelanya perawi hadits ini, sampai-sampai Yazid bin Harun mengatakan bahwa siapapun tidak halal meriwayatkan hadtis dari Sualiman bin Amr.

Imam Ibnu Hibban juga ikut mengomentari, “Sulaiman bin Amr An-Nakha’i adalah orang Baghdad yang secara lahiriyah merupakan orang shalih, sayangnya dia memalsu hadits. Keterangan ini bisa kita dapati di dalam kitab Al-Majruhin minal muhadditsin wadhdhu’ afa wal-matrukin. Juga bisa kita dapati di dalam kitab Mizanul I’tidal.

Rasanya keterangan tegas dari para ahli hadits senior tentang kepalsuan hadits ini sudah cukup lengkap. Maka kita tidak perlu lagi ragu-ragu untuk segera membuang ungkapan ini dari dalil-dalil kita. Dan tidak benar bahwa tidurnya orang puasa itu merupakan ibadah.

Oleh karena itu, tindakan sebagian saudara kita untuk banyak-banyak tidur di tengah hari bulan Ramadhan dengan alasan bahwa tidur itu ibadah, jelas-jelas tidak ada dasarnya. Apalagi mengingat Rasulullah SAW pun tidak pernah mencontohkan untuk menghabiskan waktu siang hari untuk tidur dengan waktu yang lama.

Kalau pun ada istilah qailulah, itu artinya hanya sejenak memejamkan mata. Dan yang namanya sejenak, paling-paling hanya sekitar 5 sampai 10 menit saja. Tidak berjam-jam sampai meninggalkan tugas dan pekerjaan.

Penulis: Muhajirin Yusuf, pemimpin redaksi khazanahquraniyah.com.

Editor: Makhfud Syawaludin

  • Penulis: Muhajirin Yusuf

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Innalilahi, KH Muzakki Birul Alim Rais Syuriah PCNU Kabupaten Pasuruan Wafat

    Innalilahi, KH Muzakki Birul Alim Rais Syuriah PCNU Kabupaten Pasuruan Wafat

    • calendar_month Jum, 20 Okt 2023
    • visibility 55
    • 0Komentar

    Gondangwetan, NU Pasuruan Inalillahi wa inalillahi rojun telah pulang ke rahmatullah Rois Syuriah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pasuruan KH Muzakki Birul Alim. Pengasuh Pondok Pesantren Hidayatullah Tampung Mengembuskan napas di Rumah Sakit Daerah (RSUD) Bangil pada pukul 20. 45 WIB, Jum’at (20/10/2023). “Inalillahi wa inalillahi rojiun telah berpulang ke rahmatullah KH Muzakki Birul […]

  • PCNU Kab. Pasuruan Target Pendataan Aset Selesai Sebelum Konfercab

    PCNU Kab. Pasuruan Target Pendataan Aset Selesai Sebelum Konfercab

    • calendar_month Sel, 2 Feb 2021
    • visibility 20
    • 2Komentar

    Menjelang Konferensi PCNU Kabupaten Pasuruan ke-XVII, Lembaga Wakaf dan Pertanahan Nahdlatul Ulama (LWP NU) Kabupaten Pasuruan bersama Badan Aset PCNU Kabupaten Pasuruan melakukan Pendataan Aset dengan mengadakan Sosialisasi Perwakafan Aset NU di tingkatan Majlis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU). Sabtu (30/01/2020). Sosialisasi yang digelar di Aula KH. A. Jufri Graha PCNU Kabupaten Pasuruan tersebut dihadiri […]

  • Innalillahi, Mantan Bendahara IPPNU Kabupaten Pasuruan Tutup Usia

    Innalillahi, Mantan Bendahara IPPNU Kabupaten Pasuruan Tutup Usia

    • calendar_month Sen, 14 Nov 2022
    • visibility 53
    • 0Komentar

    Gondangwetan, NU Pasuruan Segenap aktifis Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) di Kabupaten Pasuruan berduka. Pasalnya, Mutmainnah, Bendahara Pimpinan Cabang (PC) IPPNU Kabupaten Pasuruan masa khidmat 2019-2021 tutup usia, Ahad (13/11/2022). “Lihat di stori WhatsApp kakak almarhumah. Kaget dan sangat merasa kehilangan sosoknya,” kata Dina Madaniah selaku Ketua PC […]

  • Usaha Beras Nusantara, MWC LPNU Kejayan Serahkan Zakat Mal ke Lazisnu Pasuruan

    Usaha Beras Nusantara, MWC LPNU Kejayan Serahkan Zakat Mal ke Lazisnu Pasuruan

    • calendar_month Kam, 21 Sep 2023
    • visibility 17
    • 0Komentar

    Kejayan, NU Pasuruan Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (LPNU) Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kejayan menyerahkan Zakat Mal kepada Lembaga Amil Zakat, Infaq, Sedekah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) Kabupaten Pasuruan. Kegiatan serah terima Zakat Mal atas Usaha Beras Nusantara MWCNU dilaksanakan di Kantor MWCNU setempat, Dusun Sladi Kemasan, Desa Sladi, Kecamatan Kejayan, Kabupaten Pasuruan, Senin (18/9/2023). […]

  • KH Miftakhul Akhyar : Pengurus NU Harus Tegak Lurus Dengan PBNU

    KH Miftakhul Akhyar : Pengurus NU Harus Tegak Lurus Dengan PBNU

    • calendar_month Sen, 5 Agu 2024
    • visibility 131
    • 0Komentar

    Pohjentrek, NU Pasuruan Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar mengungkapkan bahwa saat ini, PBNU terus melakukan penataan organisasi mulai dari ranting NU hingga PBNU.  Oleh karena itu, ia mengingatkan kepada pengurus NU di setiap tingkatan untuk tegak lurus mengikuti pola yang sedang dilakukan PBNU berdasarkan hasil-hasil keputusan musyawarah di PBNU. Hal […]

  • Momentum HUT RI ke-74, Rijalul Ansor Rejoso Baca Doa & Tahlil Untuk Pahlawan

    • calendar_month Rab, 21 Agu 2019
    • visibility 18
    • 0Komentar

    Kegiatan rutin rijalul Ansor kecamatan Rejoso, dalam momentum HUT RI ke-74 di buka dengan pembacaan maulid dan tahlil kepada para pahlawan kemerdekaan, Jumat (20/8/2019). Acara yang diadakan di rumah Kasatkoryon Rejoso tersebut, di akhiri dengan tausiah oleh ketua lembaga dakwah NU MWC NU Rejoso. Gus Hasyim Asyari berpesan kepada sahabat-sahabat Ansor di PAC rejoso ini […]

expand_less

Eksplorasi konten lain dari PCNU Kab. Pasuruan

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca