Lahir dari Musyawarah Kiai Lokal, NU Pasuruan Jadi Cabang Unik dalam Sejarah
- calendar_month 4 jam yang lalu
- visibility 52
- comment 0 komentar

Pohjentrek, NU Pasuruan
Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pasuruan menggelar tasyakuran satu abad NU Pasuruan di Aula PCNU Kabupaten Pasuruan, Selasa (23/09/2025).
Faunder Komunitas Pegon Ayung Notonegoro mengatakan keunikan pendirian NU Pasuruan adalah berdasarkan keputusan atau musyawarah kiai kiai Pasuruan sendiri bukan dari PBNU.
“Dari 8 cabang yang berada di naungan PBNU hanya Pasuruan yang tidak dihadiri oleh Mbah Hasyim Asy’ari atau Mbah Wahab Hasbullah,” ujarnya.
Banyak pondok pesantren dan organisasi Islam di Pasuruan sangat mempengaruhi terbentuk NU sehingga tanpa HBHO atau PBNU kiai Pasuruan bisa musyawarah sendiri.
“Kalau tujuh cabang yang lainnya itu topdwon kalau NU Pasuruan itu bootom up,”. terangnya.
Daftar hadir mukatmar NU ke 2 di Surabaya merupakan bukti bahwa NU Pasuruan sudah ada adapun yang hadir pada waktu itu KH Nawawi Sidogiri, KH Abdullah bin Yasin yang sering menulis di suwara Nahdlatul baik pro maupun mengkonter fatwa fatwa pendapat NU.
“Salah satu pendapat KH Wahab Hasbullah pernah di konter oleh KH Abdullah bin Yasin diantaranya memperbolehkan seorang perempuan menulis,” jelasnya.
Yang tak kalah menariknya dari keberadaan Cabang NU Pasuruan, selain diinisiasi secara mandiri, adalah kehadirannya di Muktamar III NU di Surabaya (8-10 September 1928) secara kelembagaan.
” Dalam SNO, No. 3 Tahun II, disebutkan jika pemuka ulama Pasuruan yang hadir di muktamar tersebut adalah KH. Abdurrahman (Legi). Kemudian diikuti oleh sejumlah lembaga, termasuk Cabang NU yang berdiri,” tambahnya.
Dalam pemberitaan di SNO, No. 1 Tahun II, Muharram 1347 H, tertulis kabar pendek – dengan bahasa Jawa dan aksara Pegon – demikian:Jam’iyah Nahdlatul Ulama PasuruanHing nalikane malam Selasa, 2 Rabiul Tsani 1347 sampun dipun wontenaken musyawarah hing dalemipun Kiai Mas Musthofa Kebonagung.
Musyawarah hamutus netepi pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Pasuruan kados ing ngandap punika:KH. Chuzaimi, Tambakan (Rais)Kiai Abdurrahman, Legi (Wakil Rais)Kiai Zainal Abidin, Gerogolan (Katib)Kiai Mas Musthofa, Kebonagung (Mustasyar)Insyaallah sanes dinten bade dipun wewontenaken majelis musyawarah kang kaping kalih, bade netepaken A’wan-ipun, saha bagian (lajnah Tanfidziyah).
- Penulis: Mokh Faisol
Saat ini belum ada komentar