Gus Kikin: KH Hasyim Asy’ari Teladan Ulama Pejuang yang Berpihak pada Rakyat
- calendar_month 3 jam yang lalu
- visibility 17
- comment 0 komentar

Pohjentrek, NU Pasuruan
Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, KH Abdul Hakim Mahfudz menegaskan bahwa Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari merupakan sosok ulama pejuang yang tidak hanya mengajarkan ilmu agama, tetapi juga memperjuangkan nasib rakyat kecil dari penindasan kolonial Belanda.
Hal itu disampaikan Gus Kikin dalam acara Refleksi Hari Santri Nasional 2025 yang digelar oleh PCNU Kabupaten Pasuruan di Pendopo Nyawiji Ngesti Wenganing Gusti, Kamis (23/10/2025).
“Kiai Hasyim Asy’ari bukan hanya ulama yang mengajar ngaji, tapi juga seorang pejuang,” ujarnya.
Menurut Gus Kikin, semangat perjuangan KH Hasyim Asy’ari lahir dari keprihatinannya terhadap rakyat di sekitar pabrik gula yang hidup miskin dan tertekan. Dari situ tumbuh kesadaran beliau untuk memperjuangkan kemerdekaan dan kemandirian umat.
“Dulu kalau ada pabrik gula pasti di dalamnya banyak kemaksiatan. Karena itu, perlahan Mbah Hasyim membeli sawah yang kemudian digunakan untuk berdakwah,” tambahnya.
Ia menjelaskan, sejak muda KH Hasyim Asy’ari telah menunjukkan keteguhan ilmu dan semangat juang tinggi. Beliau berguru kepada Syekh Nawawi al-Bantani, ulama besar Nusantara yang menjadi imam jamaah asal Banten di Masjidil Haram pada tahun 1880-an.
“Ketika di Makkah, gurunya adalah Syekh Nawawi al-Bantani, seorang imam besar di Masjidil Haram,” terangnya.
Dari Makkah, lanjutnya, KH Hasyim Asy’ari membawa semangat perlawanan terhadap penjajahan. Sejarah mencatat, pada tahun 1897, sejumlah ulama dari berbagai negara, termasuk dari Nusantara, berikrar di depan Multazam untuk memperjuangkan kemerdekaan bangsa.
“Dari situ lahir kesadaran baru, bahwa perjuangan menegakkan agama tidak bisa dipisahkan dari perjuangan membebaskan rakyat dari penindasan,” ungkapnya.
Sekembalinya ke tanah air, KH Hasyim Asy’ari mendirikan Pondok Pesantren Tebuireng yang menjadi pusat pendidikan dan pemberdayaan masyarakat.
“Setiap hari Selasa beliau turun langsung bersama masyarakat, mengajarkan cara bercocok tanam, memperbaiki ekonomi, sekaligus memberikan pendidikan agama. Jadi perjuangan beliau itu nyata dan berpihak pada rakyat,” jelasnya.
Menurut Gus Kikin, perjuangan KH Hasyim Asy’ari menjadi inspirasi bagi lahirnya berbagai organisasi Islam dan kebangsaan di Indonesia, seperti Sarekat Dagang Islam dan Budi Utomo, yang menjadi cikal bakal pergerakan nasional.
“Spirit santri harus seperti itu peduli pada umat, memperjuangkan kemerdekaan, dan berani menegakkan kebenaran. Itulah semangat Hari Santri yang sejati,” pungkasnya.
- Penulis: Mokh Faisol

Saat ini belum ada komentar