Hari Mangrove Sedunia, Prodi Pendidikan Biologi UNU Pasuruan Gelar Program Konservasi Mangrove di Pesisir Pantai
- calendar_month 17 jam yang lalu
- visibility 22
- comment 0 komentar

Lekok, NU Pasuruan
Dalam rangka memperingati Hari Mangrove Sedunia, dosen dan mahasiswa Program Studi (Prodi) Pendidikan Biologi, Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Pasuruan menggelar Program Konservasi Mangrove di pesisir pantai Kecamatan Lekok, Kabupaten Pasuruan, Selasa (29/07/2025). Aksi ini merupakan langkah nyata untuk merestorasi kawasan pesisir yang selama ini mengalami degradasi akibat abrasi dan eksploitasi yang tidak berkelanjutan.
Penanaman 2.500 bibit mangrove dipusatkan di pesisir pantai di Dusun Sanggaran Barat, Desa Tambak Lekok. Gerakan peduli lingkungan itu sekaligus bentuk kontribusi akademik terhadap upaya pelestarian ekosistem pesisir yang berkelanjutan.
Penanggung Jawab Program, Nurlina Safitri menerangkan, dosen dan mahasiswa Pendidikan Biologi UNU Pasuruan juga melakukan serangkaian riset ilmiah di wilayah pesisir tersebut. Mereka mengidentifikasi keanekaragaman hayati mangrove, menganalisis biomassa, serta mempelajari kualitas lingkungan sebagai bagian dari pembelajaran berbasis proyek (project-based learning).
“Penelitian yang dilakukan mahasiswa ini menjadi dasar ilmiah untuk menentukan strategi rehabilitasi yang tepat. Dengan pendekatan ilmiah ini, konservasi mangrove tidak hanya bersifat simbolik, tetapi juga berdasarkan data dan analisis ekosistem secara menyeluruh,” kata Ketua Prodi (Kaprodi) Pendidikan Biologi tersebut.
Selanjutnya menurut anggota Tim Program, Reza Ardiansyah menyebutkan, program konservasi mangrove ini memiliki dua tujuan utama. Pertama, sebagai bentuk rehabilitasi lingkungan pesisir yang rusak. Kedua, sebagai bagian dari upaya mitigasi bencana, khususnya dalam menghadapi potensi tsunami, abrasi, dan kenaikan permukaan air laut.
“Dalam diskusi yang menyertai kegiatan ini, perwakilan dari Indonesia Power dan Dinas Perikanan Kabupaten Pasuruan menyampaikan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk mengatasi krisis lingkungan di wilayah pesisir. Mereka menyambut baik inisiatif UNU Pasuruan sebagai model integrasi antara akademisi, pemerintah, dan masyarakat,” ujarnya didampingi anggota Tim Program, Nuril Hidayati dan Kameliah Mushonev.
Sementara itu, Rektor UNU Pasuruan, Abu Amar Bustomi menegaskan, program ini sejalan dengan visi dan misi universitas untuk mencetak lulusan yang tidak hanya cakap secara akademik, tetapi juga memiliki kepedulian sosial dan lingkungan.
“Alhamdulilah. Kegiatan ini juga mendapat respons positif dari masyarakat nelayan setempat. Mereka merasa terbantu dengan adanya program konservasi ini karena mangrove terbukti menjadi benteng alami terhadap gelombang laut dan tempat berkembang biaknya ikan-ikan kecil yang menjadi sumber penghidupan mereka,” kata Doktor Ilmu Sosial itu.
Ia juga menjelaskan, selain aspek lingkungan dan ekonomi, kegiatan ini juga menjadi sarana pendidikan lingkungan hidup secara langsung. Mahasiswa belajar tidak hanya di dalam kelas, tetapi juga melalui pengalaman lapangan yang otentik dan berdampak nyata.
“Konservasi mangrove ini sekaligus menjadi refleksi bahwa pendekatan ilmiah dan kolaboratif bisa berjalan bersamaan. UNU Pasuruan menunjukkan bahwa kampus bukan hanya pusat pembelajaran, tetapi juga agen perubahan di tengah masyarakat,” imbuhnya.
Ikut menambahkan, Dosen Pendidikan Biologi, Arga Triyandana menyebutkan, kegiatan ini merupakan bagian dari kurikulum yang mengintegrasikan penelitian, pengabdian masyarakat, dan pendidikan dalam satu kesatuan aksi. Mahasiswa dilatih menjadi ilmuwan yang peka terhadap realitas sosial dan ekologi.
“Pemerintah Desa Tambak Lekok menyatakan akan terus mendukung kegiatan serupa. Bahkan berkomitmen untuk melanjutkan pemeliharaan mangrove hasil penanaman. Mereka menganggap kegiatan ini sebagai investasi jangka panjang bagi generasi mendatang,” ujarnya.
Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) itu juga menambahkan, dengan semakin banyaknya kawasan pesisir yang terdegradasi, kegiatan ini menjadi contoh konkret bagaimana upaya konservasi dapat dilaksanakan secara kolektif, berkelanjutan, dan berbasis riset. Kolaborasi seperti ini perlu direplikasi di wilayah lain yang menghadapi tantangan serupa.
“Akhirnya, kegiatan konservasi mangrove ini bukan hanya sekadar seremonial menyambut Hari Mangrove Sedunia, melainkan juga merupakan praktik ekopedagogi yang membumi. UNU Pasuruan telah memberikan teladan bahwa perubahan dimulai dari aksi kecil yang dilandasi pengetahuan dan kepedulian,” tandasnya.
Untuk diketahui, kegiatan ini terlaksana atas sinergi lintas sektor yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Di antaranya Pemerintah Kabupaten Pasuruan, Dinas Perikanan Kabupaten Pasuruan, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Pasuruan, Indonesia Power, Pemerintah Desa (Pemdes) Tambak Lekok, masyarakat nelayan, hingga organisasi pelajar yang tergabung dalam organisasi Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU), Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU), Corp Brigade Pembangunan (CBP) dan Korp Pelajar Putri (KPP) IPNU-IPPNU.
Penulis: Nuril Hidayati
Editor: Makhfud Syawaludin
- Penulis: Nuril Hidayati
- Editor: Makhfud Syawaludin
Saat ini belum ada komentar