MUI Kota Pasuruan dan ISNU Pasuruan Gelar Bedah Buku
Pohjentrek, NU Pasuruan
Dewan Pimpinan (DP) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Pasuruan dan Pengurus Cabang (PC) Ikatan Sarjana Sarjana Nahdlatul Ulama ISNU Kabupaten Pasuruan menggelar acara bedah buku yang berjudul Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari dan KH Abdul Hamid Bapak NU Guru Pesantren Kita.
Acara tersebut dipusatkan di gedung serbaguna YPPI Az- Zahrah Kelurahan Petahunan Kecamatan Gadingrejo Kota Pasuruan, Ahad (19/05/2024).
Ketua PC ISNU Kabupaten Pasuruan Ahmad Adib Muhdi mengatakan bahwasanya Gus Abdullah Shodiq merupakan tokoh yang sudah bermitra dengan ISNU Kabupaten Pasuruan dalam hal penerbitan buku.
” Insyaallah sejak periode pertama kepemimpinan saya di ISNU sampai sekarang, hampir 7 tahun,” ujarnya.
Menurutnya penulis buku yang produktif di ISNU Kabupaten Pasuruan adalah Gus Abdullah Shodiq khususnya dalam penulisan bahasa Arab yang sudah diterbitkan
“Dalam pandangan ISNU, Gus Abdullah Shodiq ini merupakan orang istimewa, seorang ulama yang juga seorang cendekiawan,” tambahnya.
Sementara Penulis buku Gus Abdullah Shodiq mengatakan, buku ini hadir berdasarkan renungan dan mendeskripsikan dua ulama besar yang berpengaruh di islam Nusantara.
“Dalam buku ini terdapat pembahasan persamaan dan perbedaan antara KH Abdul Hamid Pasuruan dan Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari,” ujar mundir Ma’had Aly Salafiyah Kota Pasuruan tersebut.
Menurutnya letak persamaan dari kedua kiai besar tersebut terletak pada kultural dan struktural di dalam NU. Hadrrotusyeh KH Hasyim Asy’ari termasuk Rais Akbar di NU sedangkan KH Abdul Hamid tidak masuk dalam jajaran NU.
“Dalam catatan sejarah kedua ulama ini merupakan ulama yang berpengaruh dalam mengajarkan agama islam di Indonesia dan mereka menjadi pelita di zamannya,” paparnya.
Follow Channel WhatsApp NU Pasuruan untuk mendapatkan update terbaru seputar NU di Kabupaten Pasuruan.
Dalam proses penulisan buku ini tidak ada pengalaman spiritual namun pengalaman masa lalu yang tidak bisa terlupakan khususnya dengan KH Abdul Hamid Pasuruan.
“Secara kasat mata tidak ada, tapi bahwa saya memiliki pengalaman masa lalu yang dekat dengan kiai Hamid adalah hal yang tak mungkin terlupakan begitu saja,” tutup Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Pasuruan tersebut.
Penulis Mokh Faisol
Eksplorasi konten lain dari PCNU Kab. Pasuruan
Mulai berlangganan untuk menerima artikel terbaru di email Anda.