Breaking News
light_mode

Lebih Mengenal Tokoh Sufi: Syekh Abdur Rauf Singkel

  • calendar_month Rab, 6 Jul 2022
  • visibility 669
  • comment 0 komentar

Mayoritas agama di Indonesia adalah agama Islam, sebagian besar perkembangan Islam di Indonesia merupakan jasa para tokoh sufi, hal tersebut dikarenakan tokoh sufi cenderung terbuka, dan lebih kompromis sehingga ajarannya mudah diterima di kalangan masyarakat.

Syekh Abdurrauf as-Singkel memiliki nama lengkap yakni Abdurrauf bin al-Jawiy al-Fansuri, kemudian beliau dikenal dengan sebutan Syeikh Abdurrauf As-Singkel. Nama as-Singkel merupakan laqab yang dinisbahkan kepada tempat lahirnya, yakni Singkil, Aceh selatan. Namun ada sebagian riwayat yang mengatakan bahwa beliau memiliki nama lengkap Aminuddin Abdurrauf bin Ali Al-Jawi Tsumal Fansuri.

Beliau merupakan ulama besar dari Kerajaan Aceh Darusalam dan memiliki pengaruh yang sangat besar diseluruh nusantara sehingga banyak pula yang memanggilnya Teungku Syiah Kuala yang dalam bahasa Aceh berarti Syeikh Ulama di Kuala. Dalam riwayat lain dikatakan bahwa Syiah Kuala merupakan sebuah nisbah dari tempat wafatnya yang terletak di Desa Deyah Raya, Kecamatan Kuala, Krueng Aceh.

Disebutkan dalam riwayat bahwa keluarga beliau berasal dari Persia atau Arabia yang bermigrsi ke daerah Singkil, Aceh Darusalam pada abad ke-13 M. Ayah beliau juga merupakan orang Arab bernama Syeikh Ali.

Beliau lahir di Singkil, Aceh pada tahun 1024 H/ 1615 M. Pada masa mudanya, beliau menimba ilmu dari ayahandanya sendiri yang juga terkenal alim. Setelah itu beliau berguru kepada ulama-ulama disekitar Banda Aceh dan Fansur. Kemudian pada saat beliau berumur 27 tahun beliau berangkat ke Mekkah untuk menunaikan ibadah haji serta menuntut ilmu di Timur Tengah.

Diperkirakan beliau menuntut ilmu disana selama 19 tahun dan pulang ke Nusantara saat beliau berumur 46 tahun atau sekitar tahun 1083 H/ 1662 M. Dalam catatannya disalah satu kitabnya yakni ‘Umdat al-Muhtajin ila Suluk Maslak al-Mufridin dikatakan bahwa beliau memiliki 46 guru dan menimba ilmu dari guru tersebut disepanjang rute perjalanan haji dari Doha, Yaman, Jeddah, hingga akhirnya menuju Mekkah dan Madinah.

Selain itu dikatakan bahwa beliau mendapatkan ilmu tasawuf dari dua Syeikh yang sangat mahsyur di kota Madinah, yakni Syeikh Shafiuddin al-Qusyasyi dan Syeikh Ibrahim al-Kurani. Setelah pulang dari Timur Tengah beliau kembali ke Nusantara (Aceh) dengan mengajarkan dan mengembangkan tarekat Syatariyyah yang diperoleh dari dua gurunya tersebut.

Berdasarkan catatan sejarah disebutkan bahwa Syeikh Abdurrauf merupakan ulama besar Nusantara yang produktif dengan 30 karya kitabnya yang sangat fundamental yang hingga saat ini banyak dipelajari di berbagai pesantren seluruh Indonesia maupun mancanegara.

Kitab-kitabnya tersebut sangat terdiri dari berbagai macam keilmuan, seperti ilmu Tasawuf, ilmu Fikih, ilmu Tafsir, ilmu Mantiq, ilmu Falak, dan lain-lain. Adapun karya beliau yang terkenal, yakni ‘Umdat al-Muhtajin ila suluki Maslak al-Mufridin, Mir’at al-Tullab fi Tashil Ma’rifat al-Ahkam al-Syar’iyah li’l-Malik al-Wahab, Kifayat al-Muhtajin ila Suluk Maslak Kamal al-Talibin, Mau’izat al-Badi’ atau al-Mawa’ith al-Badi’ah, Tarjuman Al-Mustafid.

Pada tahun 1693 Syeikh Abdurrauf wafat pada usia 73 tahun. Beliau dimakamakan di Kuala Aceh tepatnya di samping masjid yang telah dibangun beliau sendiri.

Pemikiran Tasawuf Syeikh Abdurrauf

Kesesatan Aliran Tasawuf Wujudiyah

Sebelum Syeikh Abdurrauf as-singkel pulang dari pengembaraannya menuntut ilmu, di Kerajaan Aceh Darusalam terdapat telah berkembang paham atau ajaran wujudiyah. Oleh Nurrudin ar-Raniri ajaran wujudiyah tersebut dianggap sesat bahkan penganutnya ia anggap telah murtad (keluar dari agama Islam) dan hal ini pun juga didukung oleh kebijakan politis dari kerajaaan Aceh Darusalam sehingga dilakukanlah hukuman bagi pengikut aliran ini.

Syeikh Abdurrauf setelah pulang ke Aceh menanggapi bahwa apa yang dilakukan oleh Nurrudin ar-Raniri terhadap aliran tasawuf wujudiyah tersebut merupakan tindakan yang terlalau emosional. Dalam pandangan beliau bahwa konsep martabat tujuh itu letaknya yakni pada kedudukan tuhan dan segala sesuatu yang Dia ciptakan. Beliau menekankan pada aspek transendensi tuhan terhadap ciptaan-Nya ketimbang aspek imanensi yang dalam pandangannya merupakan paham aliran tasawuf wujudiyah.

Rekonsiliasi antara Syari’at dan Tasawuf

Syeikh Abdurrauf berusaha untuk merekonsiliasi antara syari’at dan tasawuf seperti halnya yang dilakukan oleh Syeikh Syamsuddin al-Sumanterani (murid Hamzah Fansuri) dan Syeikh Nurrudin ar-Raniri, yaitu dengan menganut paham wujud yang hakiki, yakni Allah SWT. Menurutnya bahwa segala ciptaan Allah bukanlah wujud yang hakiki, melainkan hanya bayang-bayang dari wujud yang hakiki sehingga dapat ditarik benag merah bahwa Allah sebagai Sang Khaliq berbeda dengan Ciptaan-Nya.

Dzikir

Dalam pandangannya bahwa dzikir adalah sarana untuk menghindarkan diri dari kelalaian dan mudah lupa. Melalui dzikir maka manusia akan menjadi hamba yang ingat selalu kepada penciptanya (Allah SWT) dan mengantarkan manusia menuju fana’ atau hanya wujud Allah SWT. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa wujud seorang yang berdzikir akan menyatu dengan wujud-Nya.

Martabat Wujud Tuhan

Menurut Syeikh Abdurrauf  terdapat tiga martabat wujud tuhan, yakni martabat ahadiyah, martabat wahdah, dan martabat martabat wahdiyah. Martabat ahadiyah yaitu bahwa alam semesta ketika belum diciptakan merupakan sesuatu yang ghaib yang masih dalam genggaman tuhan.

Martabat wahdah yaitu sudah terciptanya Muhammadiyah yang berpotensi terbentuknya alam semesta. Martabat wahdiyah yaitu bahwa disinalah terbentuknya alam semesta. Menurut beliau bahwa lafadz “Kami Engkau, Aku Engkau, dan Engkau Dia” merupakan suatu lafadz yang berada pada tingkat martabat wahdah karena saat itu  antara unsur tuhan dan manusia masih belum bisa dibedakan.

Oleh: Khoirus Sahro (Kader IPPNU, Mahasiswa UIN Malang)

  • Penulis: NU Pasuruan

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Tentukan Konsep Organisasi, Ansor Pasuruan Gelar Konfrancab Serentak

    Tentukan Konsep Organisasi, Ansor Pasuruan Gelar Konfrancab Serentak

    • calendar_month Sel, 30 Jul 2024
    • visibility 148
    • 0Komentar

    Pohjentrek, NU Pasuruan Pengurus Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Pasuruan menggelar Konfrensi Anak Cabang (Konfrancab) serentak. Acara tersebut dilakukan di Kecamatan Puspo, perwodadi, kejayaan dan winongan, Ahad (29/07/2024). Ketua GP Ansor Kabupaten Pasuruan Abdul Karim mengatakan, konferensi ini diadakan untuk memilih pemimpin baru dan juga menentukan konsep organisasi yang tertuang dalam amanat konferensi. […]

  • Dalam Bulan Muharram, Rutinan MDS Rijalul Ansor Rejoso Santuni Anak Yatim

    Dalam Bulan Muharram, Rutinan MDS Rijalul Ansor Rejoso Santuni Anak Yatim

    • calendar_month Sel, 1 Sep 2020
    • visibility 101
    • 0Komentar

    Majelis Dzikir dan Sholawat (MDS) Rijalul Ansor yang rutin dilakukan oleh Pimpinan Anak Cabang Gerakan Pemuda ANSOR (PAC GP ANSOR) Kecamatan Rejoso, kali ini, Selasa Malam (1/9/2020), diakhir acaranya dilaksanakan santunan kepada 15 anak yatim piatu. MDS Rijalul Ansor yang dilaksanakan di halaman Pondok Pesantren Bustanul Muta’alimin Desa Karangpandan Kecamatan Rejoso Kabupaten Pasuruan, dihadiri puluhan […]

  • Mahasiswa UNU STAIS Pasuruan Kembangkan Potensi Lokal Lewat Kerajinan Kerang

    Mahasiswa UNU STAIS Pasuruan Kembangkan Potensi Lokal Lewat Kerajinan Kerang

    • calendar_month Sab, 26 Jul 2025
    • visibility 129
    • 0Komentar

    Kraton, NU Pasuruan  Untuk menggali potensi dan menumbuhkan kreativitas anak-anak desa, Mahasiswa Program Mahasiswa PMM UNU STAI Salahudin Pasuruan  menyelenggarakan kegiatan kerajinan kerang, di Kecamatan Kraton, Jumat (25/07/2025). Program ini bertujuan memberdayakan anak-anak melalui aktivitas seni sederhana namun bermakna, yaitu melukis kerang menjadi gantungan kunci. Mahasiswa hadir sebagai fasilitator dan pendamping dalam setiap proses pembuatan […]

  • Wakil Bupati Pasuruan Apresiasi Gerak Jalan 1 Muharram Ansor & Fatayat Rejoso

    • calendar_month Sen, 2 Sep 2019
    • visibility 53
    • 0Komentar

    Tanggal Satu Muharram merupakan momen yang sangat penting bagi Umat Islam, termasuk di Indonesia. Berbagai acara digelar dalam rangka merayakan tahun baru Islam tersebut. Seperti pawai muharram, selametan, santunan anak yatim, syuroan, gerak jalan, perlombaaan, dan lain sebagainya. Adapun Ansor dan Fatayat Anak Cabang Rejoso, menggelar Lomba Gerak Jalan ANSOR dan FATAYAT se-Kecamatan Rejoso (1/9/2019). […]

  • Ulas Sumber Daya Strategis di SMK Se Jatim, Wakil Rektor UNU Pasuruan Raih Gelar Doktor

    Ulas Sumber Daya Strategis di SMK Se Jatim, Wakil Rektor UNU Pasuruan Raih Gelar Doktor

    • calendar_month Sel, 14 Mei 2024
    • visibility 165
    • 0Komentar

    Pohjentrek, NU Pasuruan Wakil Rektor 3 Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Pasuruan Amidatus Sholihat Jamil berhasil menyelesaikan gelar doktor di Universitas Negeri Malang (UM). Dirinya mengikuti Prosesi Wisuda UM ke-124 di Graha Cakrawala, kompleks kampus setempat, Sabtu (11/05/2024). “Alhamdulillah. 4 tahun kuliah S3 sambil hamil, melahirkan dan menyusui anak,” ujarnya kepada NU Pasuruan, Selasa (14/05/2024). Mantan […]

  • Meriahnya Pelepasan SD Islam Ma’arif NU Martopuro

    Meriahnya Pelepasan SD Islam Ma’arif NU Martopuro

    • calendar_month Jum, 5 Jul 2024
    • visibility 70
    • 0Komentar

    Perwosari, NU Pasuruan Sekolah Dasar (SD) Islam Ma’arif NU Martopuro Kecamatan Perwosari menggelar pelepasan dan pentas seni, Senin (24/07/2024).Dalam acara tersebut gemuruh tepuk tangan menjadi ajang yang memukau di mana para siswa menampilkan berbagai bakat seni dan kreativitas yang mengagumkan. Abdul Qohar mengatakan, acara ini tidak hanya sekadar perayaan atas pencapaian akademik, tetapi juga sebagai […]

expand_less

Eksplorasi konten lain dari PCNU Kab. Pasuruan

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca