Puncak Satu Abad NU Pasuruan, KH Imron Mutamakkin Ajak Warga NU Jaga Kekompakan dan Warisan Perjuangan
- calendar_month Sen, 3 Nov 2025
- visibility 31
- comment 0 komentar

Pohjentrek, NU Pasuruan
Puncak peringatan Satu Abad Nahdlatul Ulama (NU) Pasuruan berlangsung khidmat di area Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Pasuruan, Kamis (30/10/2025). Kegiatan ini digelar oleh Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pasuruan bersama Majelis Syubanul Muslimin, dan dihadiri ribuan warga nahdliyin dari berbagai wilayah.
Ketua PCNU Kabupaten Pasuruan, KH Imron Mutamakkin, dalam sambutannya menegaskan pentingnya menjaga kekompakan dan kesolidan seluruh unsur NU dalam melanjutkan perjuangan para pendiri organisasi.
“NU lahir di Pasuruan sekitar tahun 1307 H atau 1928 M, dan hingga kini alhamdulillah tetap hadir di tengah masyarakat dalam berbagai bidang kehidupan,” ujarnya.
Beliau menyampaikan rasa syukur atas peran aktif NU di berbagai sektor, terutama dalam bidang sosial dan pendampingan masyarakat.“Keterlibatan kita di tengah masyarakat adalah bentuk istikamah dalam menjalankan jalan yang telah ditetapkan Allah Subhanahu Wa Ta’ala,” tuturnya.
Lebih lanjut, Gus Ipong menjelaskan bahwa NU Pasuruan terus mengembangkan peran strategisnya, termasuk dalam bidang pendidikan, kesehatan, dan ekonomi.
“Insyaallah dalam waktu dekat, operasional Rumah Sakit Nahdlatul Ulama akan segera berjalan. Dalam bidang ekonomi pun terus kita upayakan penguatan, meski masih ada beberapa kendala,” ungkapnya.
Selain itu, ia juga menyoroti pentingnya penguatan Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) NU sebagai fondasi dalam menghadapi berbagai persoalan umat.“Kita berharap NU ke depan terus bisa berdebar, hidup, dan hadir di tengah masyarakat,” tambahnya.
Dirinya juga mengapresiasi seluruh pihak yang telah berperan aktif dalam merawat dan membesarkan NU di Pasuruan.“Semua capaian ini berkat kekompakan para tokoh, pengurus, dan warga NU. Tanpa kekompakan, mustahil NU bisa hadir dan diterima di tengah masyarakat,” tegasnya.
Beliau kemudian mengingatkan agar semangat perjuangan dan kebesaran NU terus diwariskan kepada generasi penerus.
“Kita menerima warisan besar dari para pendahulu. Jangan sampai warisan itu hanya tinggal nama. NU tidak akan hilang, tidak akan lemah, kecuali kalau kita sendiri yang melemahkannya,” pesannya.
Di akhir sambutan, Gus ipong menengaskan menekankan pentingnya peran ilmu dan santri bagi masa depan bangsa.
“Peranan santri sudah nyata, baik dalam kehidupan bernegara maupun bermasyarakat. Untuk ke depan, semua itu menjadi tanggung jawab kita bersama,” ujarnya.
Beliau menutup dengan doa agar peringatan satu abad NU membawa keberkahan dan rahmat bagi masyarakat Pasuruan.
“Semoga Allah menurunkan rahmat-Nya sebagaimana hujan yang menyuburkan bumi, menghidupkan Aswaja, menguatkan NU, dan menyejahterakan masyarakat,” pungkasnya.
- Penulis: Mokh Faisol

Saat ini belum ada komentar